Ustadz Abdullah Mutholib: Panca Jiwa Jadi Keunggulan Santri Pondok Pesantren

(Foto: MINA)

Bandar Lampung 18 syawal  1438 H/ 12 juli 2017 M ( MINA )-  jadi keunggulan santri pondok pesantren, demikian disampaikan oleh Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah Lampung Ustadz  dalam acara penyambutan santriwan dan santriwati baru.

Dia menjelaskan bahwa ada lima hal kelebihan santri pondok atau madrasah yang ia sebut panca jiwa itu. Pertama jiwa keikhlasaan, manusia beribadah itu harus penuh dengan rasa keikhlasan sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al-Bayyinah  ayat kelima yang artinya ”Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata-mata karna (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, dan demikian itulah agama yang lurus (benar).” Maka “Al-ikhlasu ruhul amalin,“ ikhlas itu jiwanya amal sholeh.

Baca Juga:  Jelang Kemarau, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Panas

Kedua jiwa mengandung unsur ketabahan. Ustadz  Abdullah Mutholib menjelaskan, jiwa kesederhanaan bukanlah kemiskinan karena di dalam pondok, santriwan dan santriwati selalu dibina agar ketika santri-santri hidup di luar pondok mereka siap dengan hidup sederhana atau merubah gaya hidup yang selama ini berlebihan menjadi sederhana.

Ketiga jiwa /berdikari, semua santri yang hidup di pondok dituntut untuk hidup mandiri. Agar hidupnya tidak selalu bergantung kepada orang tua dan orang lain sehingga saat semua santri sudah dewasa siap menghadapi semua masalah hidupnya dengan tak mengandalkan orang lain. “Sehingga terciptalah generasi yang mandiri dan siap berdiri di atas kaki sendri,” ujarnya.

Keempat jiwa ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan,hubungan antar santri itu bagaikan satu tubuh. Maka terbentuklah santri yang peduli dengan kesulitan santri yang lain.

Baca Juga:  7 Mei Seluruh Kampus Muhammadiyah Gelar Aksi Bela Palestina

Kelima jiwa kebebasan, semua santri pondok memiliki jiwa kebebasan untuk memilih atau menentukan masa depannya tanpa ada rasa ragu-ragu karena sudah memiliki jiwa keikhlasan,kesederhaan, kemandirian, persaudaraan, dan jiwa kebebasan.

“Jiwa kebebasan yang dimaksudkan ialah kebebasan yang mengikuti syariat Islam buka kebebasan yang mengikuti hawa nafsu belaka yang menyesatkan ke jurang neraka jahanam,” tambahnya. (L/msr/B01/R01)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.