Wanita Afghanistan Teriakkan ‘Hentikan Genosida Etnis Hazara’

(Gambar: NDTV)

Kabul, MINA – Wanita dari komunitas minoritas etnis Hazara Afghanistan mengadakan protes menyusul terjadinya bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan dan menewaskan lebih dari 35 orang, Jumat (30/9).

Seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di ruang belajar Kaj Education Center di Dasht-e-Barchi, sebuah lingkungan Hazara di sebelah barat ibu kota Afghanistan, Kabul.

Lingkungan tersebut adalah daerah di mana sebagian besar penduduknya adalah Syiah Hazara Afghanistan, yang telah menjadi sasaran serangan bunuh diri brutal oleh kelompok teroris dan ISIS dalam beberapa tahun terakhir, Press TV melaporkan.

PBB mengatakan pada Sabtu (1/10), jumlah korban tewas serangan bom bunuh diri telah meningkat menjadi 35 orang. Lebih dari 20 orang yang tewas adalah anak perempuan dan perempuan, katanya.

“Angka korban terbaru dari serangan itu berjumlah sedikitnya 35 orang tewas, dengan tambahan 82 orang terluka,” kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah pernyataan.

Wanita Afghanistan berkumpul di depan sebuah rumah sakit di Dasht-e-Barchi, di mana beberapa korban serangan dirawat di rumah sakit. Mereka meneriakkan, “Hentikan genosida Hazara, menjadi seorang Syiah bukanlah kejahatan.”

“Serangan kemarin ditujukan terhadap gadis Hazara dan orang Hazara,” kata pengunjuk rasa Farzana Ahmadi (19). “Kami menuntut penghentian genosida ini. Kami melakukan protes untuk menuntut hak-hak kami.”

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu beberapa jam setelah ledakan di pusat pendidikan itu.

Komunitas Hazara, kelompok etnis termiskin di negara itu, menyumbang sekitar 22 persen dari populasi Afghanistan. Anggotanya telah menjadi sasaran dalam beberapa penculikan dan pembunuhan besar-besaran di seluruh Afghanistan di masa lalu.

Pada Mei tahun lalu, sedikitnya 85 orang – terutama siswa perempuan – tewas dan sekitar 300 lainnya terluka ketika tiga bom meledak di dekat sekolah mereka di Dasht-e-Barchi.

Pada Oktober 2020, ISIS mengaku menyerang sebuah pusat pendidikan di daerah yang sama yang menewaskan 24 orang, termasuk pelajar.

Pada Mei 2020, ISIS disalahkan atas serangan berdarah di bangsal bersalin sebuah rumah sakit di lingkungan yang sama yang menewaskan 25 orang, termasuk ibu baru.

ISIS memiliki basis di Afghanistan timur dan utara, khususnya di Nangarhar. Mereka baru-baru ini mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan di Afghanistan.

Sejak kembali berkuasa, Taliban telah berjanji untuk memberikan keamanan bagi kelompok minoritas di Afghanistan. Namun, Amnesty International mengatakan, serangan hari Jumat adalah pengingat ketidakmampuan dan kegagalan Taliban untuk melindungi kehidupan orang-orang di negara ini. (T/RI-1/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.