Amsterdam, 25 Jumadil Awwal 1436/16 Maret 2015 (MINA) – Kantor Kejaksaan Belanda menginformasikan, seorang wanita yang telah bergabung dengan kelompok Islamic State atau ISIS, menculik dua anaknya di Belanda dan dibawa ke kota Raqqa Suriah.
Ibu berusia 32 tahun itu mengambil anak laki-laki dan perempuannya (7 dan 8 tahun) dari kampung halaman mereka di Maastricht, Belanda selatan pada Oktober tahun lalu, lembaga penyiaran publik NOS melaporkan Senin (16/3), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Meskipun ada surat perintah penangkapan internasional, wanita yang berkebangsaan Chechnya itu berhasil mencapai wilayah kekuasaan ISIS di Suriah.
Kedua anaknya yang lain ditempatkan bersama kerabat di Belanda, media Belanda melaporkan.
Setelah kedatangannya di Suriah, wanita itu mengumumkan melalui Facebook, ia dan anak-anaknya berada di Raqqa. Pihak Kejaksaan mengatakan, sejak itu tidak ada lagi kabarnya.
Menurut kantor kejaksaan, wanita itu membuat paspor palsu untuk dirinya dan anak-anaknya.
Kantor kejaksaan mengatakan, itu adalah pertama kalinya anak-anak Belanda diculik untuk dibawa ke wilayah ISIS.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Sementara ayah Belanda dari anak-anak itu, Luca dan Aysha, mengatakan kepada surat kabar De Limburger (Belanda), kedua anaknya diambil oleh mantan istrinya tanpa persetujuannya.
Sebelum keberangkatan mantan isterinya, pria itu melapor ke polisi karena ia menduga mantannya hendak melakukan perjalanan ke Suriah.
Polisi sempat menginterogasi beberapa kali, tapi wanita itu membantah dugaan rencana perjalanannya dan tidak ada langkah konkrit yang diambil.
Jaksa Bart den Hartigh mengatakan kepada NOS, tidak mungkin mengembalikan anak-anak tersebut, karena Belanda tidak memiliki hubungan hukum dengan Suriah serta wanita dan anak-anaknya berada di zona perang. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu