Oleh : Septia Eka Putri/Jurnalis Mi’raj Islam News Agency (MINA)
Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan wanita, namun hanyalah sekadar menyampaikan hadits yang merupakan ucapan Rasulullah. Dan tujuan dari penyampaian ini adalah untuk saling menasehati agar kita semua selalu waspada supaya terhindar dari perkara ini.
Wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.
Para wanita kita hari ini telah banyak yang rusak karena budaya barat. Semangat mereka untuk mengikuti para model dan bintang film serta senetron telah menjauhkan mereka dari ajaran islam. Mulai gaya rambut yang menyerupai laki-laki, alis palsu, pakaian yang ketat dan tipis, serta akhlak mereka yang jauh dari nilai-nilai islam. Perselingkuhan menjadi budaya, pacaran menjadi tradisi, bahkan hamil diluar nikah menjadi sesuatu yang biasa.
Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga
Jika keadaan para wanita sudah demikian, maka sebuah kaum akan mengalami kehancuran yang parah. Kriminalitas tinggi, pemerkosaan dimana-mana, konflik rumah tangga tak kunjung selesai dan bahkan peradaban pun akan hancur seiring dengan hancurnya para wanita. Di akhiratpun para wanita yang rusak tersebut telah diancam dengan neraka.
Maka melalui tulisan ini, kita akan membahas beberapa kerusakan pada wanita agar ummat ini dijauhkan darinya.
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Sebagaimana hadits mengatakan :
Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri
اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء (رواه البخاري 3241 ومسلم 2737
“Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737).
Adapun sebabnya, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu, lalu beliau menjelaskan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
َأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ، قَالُوا : بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : بِكُفْرِهِنَّ ، قِيلَ : يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ ، قَالَ : يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ (رواه البخاري، رقم 1052) .
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak
“Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.’ Lalu ada yang berkata, ‘Apakah kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari, no. 1052).
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam keluar waktu Ied Adha atau Ied Fitri dan melewati para wanita dan bersabda: “Wahai para wanita, keluarkanlah shadaqah karena saya diperlihatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kalangan kalian.
Mereka berkata, ‘Kenapa wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Kalian sering mengumpat, dan mengingkari pasangan. Saya tidak melihat (orang) yang kurang akal dan agama dari kalangan anda semua dibandingkan seorang laki-laki yang cerdas.’ Mereka bertanya, ‘Apa kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah persaksian (syahadah) seorang wanita itu separuh dari persaksian orang laki-laki.’ Mereka menjawab: ‘Ya.’ Beliau melanjutkan: ‘Itu adalah kekurangan akalnya. Bukankah kalau wanita itu haid tidak shalat dan tidak berpuasa.’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Beliau mengatakan, ‘Itu adalah kekurangan agamanya.” (HR. Bukhari, no. 304).
Dan dari Jabir bin Abdullah radhialalhu’anhuma berkata, Saya menyaksikan shalat Ied bersama Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah tanpa azan dan iqamah.
Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman
Kemudian memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan menganjurkan kepada ketaatan kepadaNya dan menasehati manusia serta mengingatkannya.
Kemudian beliau berjalan mendatangi para wanita, dan memberikan nasehat kepada mereka dan mengingatkannya. Beliau bersabda:
‘Bersedakahlah para wanita, karena kebanyakan dari kalian itu menjadi bara api neraka Jahanam.’ Maka ada wanita bangsawan dan kedua pipinya berwarna (merah) berdiri bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Karena kamu semua seringkali mengadu dan mengkufuri suami.’ Berkata (Jabir), ‘Maka para wanita memulai bersedekah dan melemparkan gelang, giwang dan cincinnya ke pakaian Bilal.” (HR. Muslim, no. 885).
Seyogyanya bagi para wanita mukmin yang mengetahui hadits ini berbuat seperti perbuatan mereka para wanita shahabat. Ketika mengetahui hal ini, mereka langsung melakukan kebaikan, dimana hal itu dengan izin Alah sebagai sebab yang dapat menjauhkan mereka masuk ke dalam kelompok yang terbanyak (masuk neraka).
Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan
Ciri-ciri wanita penghuni Neraka
Rasulullah SAW bersabda :”Ada 4 wanita yang menjadi penghuni neraka, yaitu:
1.Wanita yang sering menyakiti suaminya dengan lisannya. Jika suaminya tidak ada di rumah ia tidak bisa menjaga dirinya. Bila suaminya ada disisinya selalu disakiti dengan ucapannya (lisannya).
2.Wanita yang memberi beban suaminya diluar batas kemampuannya.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
3.Wanita yang tidak menutupi auratnya dari pandangan lelaki lain dan (senang) keluar dari rumahnya dengan bertabarruj (memamerkan dirinya, kecantikannya atau pakaiannya).
4.Wanita yang hidupnya tidak mempunyai tujuan lain, kecuali hanya untuk makan, minum dan tidur. Ia tidak mempunyai keinginan (dan kesenangan) untuk melakukan shalat, taat pada Allah, taat pada rasul-Nya, juga tidak punya keinginan untuk taat pada suaminya.”
Maka nasehat kepada kita para wanita muslimah, agar menjaga komitmen dengan syiar Islam dan kewajibannya. Terutama shalat serta menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala terutama syirik dengan segala macam bentuknya yang berbeda-beda yang tersebar ditengah-tengah para wanita seperti memohon keperluan kepada selain Allah dan mendatangi sihir, tukang ramal dan semisal itu.
Kita memohon kepada Allah agar di jauhkan dari api neraka dan yang mendekatkan ke sana baik berupa ucapan maupun perbuatan.(P007/R03)
Walahu’alam Bishowab
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)