Cox’s Bazar, MINA – Sejumlah wanita Rohingya di kamp pengungsian di Bangladesh menjadi korban perdagangan manusia yang memaksa mereka untuk melakukan praktik prostitusi.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengungkapkan, terbatasnya kondisi di kota-kota tenda yang padat tanpa prospek kerja, para pengungsi bersedia mengambil apa pun yang terjadi, sehingga banyak yang menjadi korban perdagangan manusia.
Seperti Umme Kulthum (bukan nama sebenarnya) berusia 21 tahun, seorang janda yang berharap bisa memulai hidup baru di Bangladesh, tapi ia dipaksa melakukan prostitusi sebagai gantinya oleh kelompok perdagangan orang.
Awalnya Kulthum ditawarkan untuk menikah dengan seorang pria Rohingya. Proposal pernikahannya menawarkan kehidupan yang baik. Ketika ia dibawa ke kota, ia justru dibawa ke rumah bordil.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Dia kemudian mengetahui bahwa pria yang berjanji untuk menikahinya telah dibayar 8.000 taka (US$ 100) untuk mengantarkannya ke sana.
“Saya dijual untuk menjadi pelacur,” katanya keapada wartawan AFP sambil menangis di kamp pengungsian. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip MINA.
IOM mendokumentasikan kasus pengungsi yang terpikat dengan janji pernikahan atau pekerjaan di kota-kota besar, tapi berakhir dengan kerja paksa atau pekerjaan seks.
“Dalam satu kasus, sejumlah gadis remaja yang dijanjikan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Cox’s Bazar dan Chittagong, dipaksa melakukan pelacuran,” kata IOM dalam sebuah pernyataan pekan ini. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj News Agency (MINA)