Koordinator Aktivis Muslimah Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Maghfiroh, belum lama ini menghadiri undangan Konferensi Internasional “Nisaul Aqsha II” di Istanbul, Turki. Maghfiroh dan suami diberi amanah langsung oleh Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur.
Nisaa’ul Aqsha dirintis sejak 2013, dan tahun ini merupakan pertemuan internasional kedua, bertujuan untuk memajukan peran kaum Muslimah dalam menjaga identitas Islam di kawasan Al-Aqsha.
Sessi pembukaan diisi dengan beberapa pembacaan puisi dan pidato dari para peserta, serta peluncuran inisiatif global “Perempuan untuk Al-Quds”.
Para peserta utusan dari pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat, datang dari berbagai negeri Muslim.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar pertemuan Nisaul Aqsha, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rohullah Fauziah Alhakim, mewawancarai Koordinator Aktivis Muslimah Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Maghfiroh.
Berikut petikan wawancaranya:
MINA: Berapa peserta yang hadir dan berasal dari negara mana saja?
Maghfiroh: Acara ini dihadiri oleh kurang lebih sekitar 200 peserta, detailnya 150 peserta Muslimat (Perempuan) dan 50 peserta Muslimin (Laki-laki). Peserta yang diundang berasal dari berbagai negara, terutama negara Islam, meliputi Turki, Saudi Arabia, Bahrain, Qatar, Aljazair, Tunisia, Palestina, Maroko, Nigeria, Kuwait, Albina, Britania, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Sepanjang pengamatan kami, peserta terbanyak berasal dari Arab Saudi.
MINA: Apa tujuan dilakukan acara Konferensi Nisaul Aqsha ini?
Maghfiroh: Sebenarnya acara ini bukan konferensi, tapi pertemuan Nisaul Aqsha Tingkat Dunia. Ini merupakan acara tahunan, dan sekarang merupakan pertemuan yang kedua. Jadi acara ini sudah menjadi program mereka. Tema acara tahun ini adalah Nisaul Aqsha Fakhrul Ummah (Wanita-wanita pembela Al-Aqsha Demi Kebesaran Umat).
Tujuan diadakannya pertemuan tahunan ini adalah untuk memperkuat peran kaum Muslimah dalam perjuangan pembebasan Al-Aqsha.
Nisaul Aqsha itu adalah nama organisasi di Turki. Para pendirinya adalah Muslimah Aqsha atau Muslimah Palestina yang hidup di Turki.
Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis
Salah satu tujuan Nisaul Aqsha adalah memperkenalkan tentang Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha serta hal-hal penting tentang warisan Utsmani. Membangkitkan semangat masyarakat Turki untuk komitmen dalam melindungi masjid Al-Aqsha dan menjaga warisan Utsmani dalam Masjidil Aqsha.
MINA: Kegiatan apa saja yang dilakukan selama di Turki?
Maghfiroh: Selain menghadiri undangan pertemuan, kami juga diamanahkan oleh Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur untuk dakwah khilafah. Jadi ketika kami berangkat ke Turki kami dibekali makalah Imaam untuk dibagikan di sana. Kami juga diamanahi untuk bersilaturahim dengan muslimin dan muslimat dari berbagai negara, mengunjungi tempat bersejarah, mengetahui perkembangan di Turki baik peradaban, sosial, maupun pendidikannya.
Selain itu secara khusus kamu juga mengundang Muslimah dari negara lain untuk hadir dalam acara International Conference of Islamic Media (ICIM) 2016 dan forum khusus Muslimat untuk dapat memberi motivasi atau pencerahan tentang berbagai hal peran Muslimah pada Tabligh Akbar yang akan diadakan di Suffah Cileungsi.
Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina
MINA: Acara pertemuan Nisaul Aqsha ini dilaksanakan berapa lama dan apa saja isi acaranya?
Maghfiroh: Acara intinya itu pada Jumat dari pagi hingga malam dan hanya khusus untuk undangan. Adapun hari Sabtu itu para peserta diminta untuk menyaksikan festival Al-Aqsha dan sosialisasi secara umum dengan masyarakat Turki. Jadi Sabtu itu hanya ada festival yang dibuka untuk umum.
Acara intinya, Nisaul Aqsha menjelaskan kegiatan dan program mereka, menceritakan latar belakangnya, serta menghadirkan para muslimah yang sudah pernah mengunjungi Al-Aqsha untuk memberikan pesan kesan mereka. Dan juga ada program fund rising atau penggalangan dana dari para peserta dengan cara lelang.
MINA: Tentang penggalangan dana ?
Maghfiroh: Sebenarnya acara ini adalah untuk sosialisasi dan penggalangan dana. Nisaul Aqsha sudah mencanangkan banyak program dan semua program itu ditujukan untuk Al-Aqsha. Jadi semua program dan kegiatan Nisaul Aqsha dilakukan di Al-Aqsha, di Turki hanya untuk mensosialisasikan dan mencari bantuan dari masyarakat dari berbagai negara.
Alhamdulillah, pemerintah Turki mendukung dan saya berharap bisa seterusnya mendukung untuk memperjuangkan kebebasan Al-Aqsha.
MINA: Kesempatan untuk berkenalan dengan muslimah negara-negara lain ?
Maghfiroh: Waktunya terbatas, dan para Muslimah tidak bisa terlalu lama beramah-tamah, sehingga kami kurang maksimal dalam mengikuti acara ini. Karena selain mendengarkan narasumber, kami juga berkenalan dengan muslimah dari berbagai negara di sela-sela acara.
Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel
Karena kalau tidak begitu, kami tidak ada kesempatan untuk beramah tamah dengan peserta lain.
Waktu yang terbatas inilah yang saya optimalkan untuk berkenalan dengan muslimah dari berbagai negara dan memberi mereka makalah Imam, supaya Jama’ah Muslimin (Hizbullah) semakin dikenal di berbagai negara.
MINA: Apa kesan pesannya setelah mengikuti pertemuan Nisaul Aqsha?
Maghfiroh: Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang cukup penting, dilakukan oleh organisasi wanita tingkat dunia yang tujuannya sangat mulia. Saya sangat bangga dan kagum walaupun mereka tergolong sedikit jumlahnya, tapi mereka telah mampu mengelola dan menggalang dana tingkat dunia.
Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya
Nisaul Aqsha mungkin dapat diselenggarakan di negara selain Turki dan sasarannya bukan hanya Palestina. (L/P006/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)