2014 JADI TAHUN PALING MEMATIKAN DI IRAK SEJAK 2007

Salah satu situasi kekerasan di Irak. (Foto: File Vov World)
Salah satu situasi di . (Foto: File Vov World)

Baghdad, 11 Rabi’ul Awwal 1436/2 Januari 2014 (MINA) – Data Pemerintah Irak menunjukkan, kekerasan di negeri itu tahun 2014 yang baru lalu, telah menewaskan lebih 15.000 warga sipil dan aparat keamanan, sehingga menjadi salah satu tahun paling mematikan sejak invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003.

Angka yang dikumpulkan oleh Kementerian Pertahanan, Dalam Negeri dan Kesehatan yang diumumkan Kamis (1/1), menyebutkan korban tewas sebanyak 15.538 jiwa, lebih sedikit dibandingkan 17.956 jiwa pada 2007 selama puncak pembunuhan sektarian Sunni-Syiah, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Utusan PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov mengatakan, warga biasa Irak terus menderita oleh kekerasan dan terorisme.

“Tahun 2014 telah melihat jumlah tertinggi sejak kekerasan pada 2006-2007. Ini adalah keadaan yang sangat menyedihkan,” katanya.

Korban tewas lebih dari dua kali lipat jumlah korban di tahun 2013, yaitu 6.522 orang.

Namun LSM Iraq Body Cout yang berbasis di Inggris, sebuah lembaga yang menghitung kekerasan di Irak, memberikan angka yang lebih tinggi dengan jumlah 17.073 warga sipil yang tewas, menjadikan 2014 tahun paling mematikan ketiga sejak 2003.

Kekerasan terbaru Irak dipicu oleh pembongkaran kamp protes anti-pemerintah milik Sunnni Arab di negara itu dekat Ramadi pada akhir 2013.

Awal tahun menjadi masa berdarah, di mana kubu anti-pemerintah berhasil menguasai sebagian ibukota provinsi Anbar, Ramadi dan kota Fallujah.

Sementara di bulan Juni, kelompok Negara Islam atau ISIS memelopori serangan besar-besaran kepada pasukan keamanan Irak dan menguasai Mosul, kota terbesar kedua Irak. Kemudian ISIS menguasai sebagian besar wilayah lima provinsi utara dan barat. (T/P001/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

http://aljazeera.com/news/middleeast/2015/01/deadliest-year-iraq-since-2007-201511225042807852.htm

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0