Mesir Salahkan Intervensi Asing pada Krisis Timteng

Mauritania, 21 Syawwal 1437/26 Juli 2016 (MINA) – Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail menyalahkan adanya intervensi asing pada krisis yang melanda Timur Tengah.

Menurut Sherif Ismail, pembicara pertama dari 21 pemimpin negara Arab, intervensi asing di wilayah tersebut telah memunculkan kelompok-kelompok radikal di kalangan generasi muda, seperti ISIS.

“Intervensi asing dalam urusan negara-negara Arab adalah salah satu alasan utama krisis saat ini. Oleh karena itu kita harus bekerja sama untuk memperkuat front sendiri agar dapat berdiri menghadapi intervensi asing,” ujar Ismail pada Pertemuan Puncak Liga Arab di Mauritania, barat laut di Afrika, Senin (25/7/2016), sumber Aljazeera yang dilaporkan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga:  UEA Peringatkan Israel tentang Eskalasi Regional di Timteng

Dipimpin oleh Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz, konferensi dua hari dibuka pada hari Senin dalam pembahasan utama krisis di Suriah, Irak, Yaman, Libya, dan Palestina.

Ould Abdel Aziz menambahkan, para pemimpin dalam pertemuan tersebut bertekad untuk “mengalahkan terorisme” agar dapat menahan ancaman berkelanjutan kekerasan di wilayah Timteng.

Ia juga menyambut tawaran Perancis untuk mengaktifkan kembali pembicaraan perdamaian Israel-Palestina.

Para pemimpin Arab menyuarakan dukungan untuk inisiatif Perancis baru yang bertujuan untuk mengangkat kembali pembicaraan Israel-Palestina dan mengadakan konferensi internasional untuk perdamaian pada akhir tahun ini.

“Mengakhiri pendudukan Israel dan mendirikan sebuah negara merdeka Palestina dengan Al-Quds sebagai ibukotanya akan selalu tetap menjadi fokus utama dan tujuan dari dunia Arab,” kata Ahmed Aboul-Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab.

Baca Juga:  UEA Peringatkan Israel tentang Eskalasi Regional di Timteng

Aksi terus-menerus yang diambil oleh Israel untuk melanjutkan pemukiman illegal, mengharuskan adanya proposal baru dan kreatif untuk mencapai perdamaian, imbuhnya. (T/P4/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)