Ketua PPI Turki Lobi JK Soal Pembebasan Mahasiswa di Turki

Jakarta, 2 Dzulhijjah 1437/4 September 2016 (MINA) – Ketua Persatuan Pelajar (PPI) , Azwir Nazar, bertemu dan melobi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk membebaskan mahasiswa Indonesia di Turki.

Dalam kesempatannya bertemu JK usai Shalat Magrib berjamaah di Menteng, Jakarta, Ahad (4/9), Azwir menyampaikan persoalan Pelajar Indonesia di Turki, demikian keterangan tertulis yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kami mohon Pemerintah kita (Indonesia) untuk membantu mahasiswa yang bermasalah karena beasiswanya terputus agar dapat dibantu semua dengan beasiswa LPDP (Kementerian Keuangan). Biar semua anak-anak bangsa ini belajar dengan tenang. Mereka adalah tunas bangsa kita. Mereka tidak salah apa-apa,” kata Azwir kepada JK.

Dia meminta bantuan dalam masa transisi ini untuk pindah rumah karena rumah lama ditutup. Sementara semester baru sudah akan dimulai akhir September ini.

Azwir juga menyampaikan bahwa masih ada dua lagi mahasiswa Indonesia dengan inisial HL di Kota Gaziantep yang ditangkap 3 Juni lalu dan SI ditangkap otoritas Turki pada 26 Agustus 2016 di Ankara.

Menanggapi permintaan Azwir, JK berjanji akan secepatnya memproses persoalan ini dan memerintahkan dengan segera pada otoritas dan kementerian terkait.

Dua pekan lalu Putra Aceh yang sedang program doktor ini juga berkomunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi untuk melakukan langkah dan upaya terbaik demi pembebasan dua mahasiswi yaitu Dwi dan Yumelda dari Kota Bursa.

Mengenai kondisi HL diyakini sampai saat ini masih sama. Proses hukumnya sedang berlangsung, pengacara juga sudah disiapkan. Permasalahan yang sedikit menyulitkan pembebasan HL dibanding kedua mahasiswi adalah waktu penangkapannya yang terjadi sebelum kudeta militer. Karena itu, dia sangat dicurigai memang benar terlibat dalam gerakan Hizmet.

Meski begitu, Menlu Retno memastikan komunikasi intensif dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu terus berjalan. Dari hasil pembicaraan terakhir, Menlu Turki sudah menjanjikan akan terus berkoordinasi.

Kondisi Turki pascakudeta militer menjadi rawan bagi para pelajar penerima beasiswa dari yayasan Gulen. Nasib mereka jadi terkatung-katung. Beasiswa sudah dicabut, universitas ditutup dan pendidikan mereka terhenti.

Hanya ada dua pilihan yang bisa ditawarkan pemerintah, kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan di sini atau tetap bertahan di sana dengan segala kondisi yang serba sulit.

Azwir meminta doa masyarakat Indonesia, agar usaha-usaha yang ditempuh dalam memperjuangkan nasib pelajar Indonesia di Turki membuahkan hasil terbaik. (L/R05/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.