Renungan Ramadhan H3 : Jangan Hanya Lapar

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar

 Apakah saat berpuasa kita haus, juga lapar? Apakah itu sekedar menahan haus dan lapar? Hingga untuk mengusirnya, sebagian besar waktunya digunakan untuk tidur, nonton tv, main game, medsos, jalan-jalan sore, ngabuburit, dll.

Lalu, apa bedanya dengan ketika tidak berpuasa? Malah ini lebih banyak waktu tidak produktifnya. Belum lagi pembatasan pergerakan, sehingga lebih banyak waktu di rumah.

Seharusnya, lebih banyak amal kebaikannya. Insya-Allah. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita tentang banyaknya orang yang berpuasa. Namun tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar. Juga tidak mendapatkan apa-apa pada shalatya, kecuali lelah. 

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الظَّمَأُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ

Artinya :”Betapa banyak orang yang shaum, tidaklah memperoleh  apa-apa baginya dari shaumnya selain lapar, dan betapa banyak orang yang mendirikan shalat, tidaklah memperoleh apa-apa baginya dari shalatnya kecuali lelah”. (HR Ad-Darimi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)

Lalu, bagaimana mengatasinya, agar tidak sia-sia belaka? Paling tidak ada tiga cara mengatasinya.

Pertama, mari kita gunakan waktu dari ke menit dengan kebaikan-kebaikan. Mulai dari berpuasa, shalat fardhu dan nawafil, bertadarus Al-Quran, berdzikir, bersedekah, dsb.

Sehingga tidak ada celah untuk berbuat buruk, maksiat dan dosa.

Kedua, mari kita tambah dengan amalan-amalan sunah, pendukung amalan wajib. Seperti shalat sunah qabliyah maupun  ba’diyah. Shalat tarawih dan dhuha.

Senantiasa menjaga wudhu, berdoa pagi dan sore hari. Termasuk memperbanyak sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Apalagi pada masa penutupan tempat kerja saat-saat ini.

Ketiga, memperbanyak doa sepanjang . Baik doa untuk kebaikan diri, dan keluarga. Juga doa untuk keselamatan bangsa dan umat.

Kita patut berdoa agar Allah berkenan menjadikan kita sebagai hamba yang pandai bersyukur dan berdzikir. Serta istiqamah dalam amal kebaikan.

Pepatah mengatakan, “Terlanjur basah, ya sudah mandi sekali”. Terlanjur masuk bulan suci Ramadhan, ya sekalian saja memaksimalkan ibadah dan kebaikan. Keutungannya juga akan kembali kepada kita sendiri.

Semua yang menentukan dan pilihannya ada pada kita sendiri. Apakah kita akan memilih berpuasa dengan sebaik mungkin, aaukah hanya sekedar menahan haus dan lapar? Jangan sampai. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.