Kepresidenan Palestina Sebut Pertemuan Aqaba Cara Internasional Akhiri Pendudukan dan Dirikan Negara Berdaulat Palestina

Aksi Perlawanan Palestina.

Ramallah, MINA – Hari ini, Ahad, (26/2) Delegasi Tingkat Tinggi akan berpartisipasi dalam pertemuan lima pihak yang diselenggarakan oleh Kerajaan Hashemite di Aqaba, yang meliputi Yordania, Mesir, , Palestina, dan pendudukan .

Dikutip dari Wafa, dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kepresidenan Palestina, mengatakan, delegasi Palestina yang berpartisipasi dalam pertemuan ini akan menegaskan kembali komitmen Negara Palestina terhadap resolusi legitimasi internasional sebagai cara untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mewujudkan pendirian Negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya pada perbatasan tahun 1967.

Kepresidenan Palestina menambahkan, delegasi Palestina akan menekankan perlunya menghentikan semua tindakan sepihak Israel dan mematuhi perjanjian yang ditandatangani, sebagai persiapan untuk menciptakan cakrawala politik berdasarkan keputusan legitimasi internasional dan inisiatif perdamaian Arab, yang mengarah pada rakyat Palestina mendapatkan hak mereka. Hak atas kebebasan dan kemerdekaan.

Baca Juga:  Perspektif Islam Terhadap Maraknya Tindak Kekerasan

Sementara itu faksi-faksi perjuangan Palestina mengkritik kehadiran Otoritas Palestina (PA) pada pertemuan ini. Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Bassam Al-Salhi mengatakan, tidak ada artinya partisipasi PA dalam pertemuan tersebut. Pembantaian yang dilakukan di Nablus menghancurkan semua pembenaran untuk menghadiri pertemuan puncak itu.

PA memberikan syarat untuk menghadiri pertemuan tersebut dengan menuntut jaminan dari dan pendudukan Israel bahwa semua tindakan sepihak, termasuk serbuan tentara pendudukan Israel, penghancuran rumah dan pembangunan pemukiman, akan dihentikan.

Kepala Departemen Politik dan Hubungan Luar Negeri, di Gaza, Basem Naim mengatakan, tujuan pertemuan tersebut adalah untuk membahas bagaimana menahan eskalasi di wilayah Palestina, tetapi kenyataannya adalah untuk membahas bagaimana menerapkan rencana keamanan Amerika dengan tangan Otoritas Palestina, untuk menekan rakyat, perlawanan dan mengekang aspirasi mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan.

Baca Juga:  Demonstrasi Mahasiswa Bukti Lemahnya Zionis Israel

“Kami meyakinkan pimpinan otoritas bahwa semua rencana keamanan Amerika sebelumnya telah gagal menekan keinginan rakyat kami untuk melawan dan menyingkirkan pendudukan, dan mereka tidak akan melindungi Anda dari kemarahan rakyat jika waktu yang tepat tiba,” katanya.

Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dalam sebuah pernyataan menyatakan pertemuan yang diinisiasi Amerika Serikat tersebut merupakan cara untuk melindungi pendudukan Israel.

“Partisipasi PA dalam pertemuan ini seperti memberikan akta tidak bersalah kepada pendudukan Israel atas kejahatannya terhadap Palestina, yang terakhir adalah kejahatan keji di Nablus,” bunyi pernyataan.

“Orang-orang kami membayar mahal untuk tekanan AS yang selalu datang untuk kepentingan pendudukan Israel atau menutupi kejahatan pendudukan Israel,” tambah pernyataan itu. (T/B03/P1)

Baca Juga:  Universitas Brown Setujui Voting Tuntutan Mahasiswa Pro-Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.