Sebanyak 13 Tahanan Palestina Lakukan Aksi Mogok Makan

Ramallah, MINA – Kelompok pengawas Tahanan Palestina, Palestinian Prisoner Club melaporkan bahwa sejumlah tahanan administratif melakukan aksi mogok makan di penjara pendudukan Israel naik menjadi 13 tahanan.

Setelah enam tahanan lainnya di penjara “Raymon” bergabung aksi mogok makan dari Kamis (10/8). Tahanan administratif warga Palestina ditangkap pasukan Israel dan ditahan tanpa proses hukum, serta dapat diperpanjang kapan saja dalam jangka lama oleh pihak Israel.

Dalam pernyataan dikeluarkan Jum’at (11/8), PCC melaporkan bahwa enam tahanan tersebut adalah: Hadi Naji Nazzal, Muhammad Tayseer Zakarneh, dan Anas Ahmed Kamil, dan ketiganya berasal dari kota Qabatiya di propinsi Jenin, dan mereka ditahan sejak Mei lalu.

Baca Juga:  Peringati 76 Tahun Nakba, AWG Sampaikan 11 Poin Tuntutan

Selain itu Abdul Rahman Iyad Baraqah dari kamp Aqabat Jabr, di Jericho, dia ditahan sejak April lalu, dan Muhammad Basem Akhmis, dari kota Beit Amr di Hebron, ditahan sejak November 2022, dan tahanan Zuhdi Talal Abido berasal dari Hebron, dan telah ditahan sejak Maret lalu.

PCC menambahkan, tujuh tahanan administratif lainnya telah melakukan aksi mogok makan dalam periode berbeda-beda: Saif Hamdan, Saleh Rabaya, Qusay Khader, dan Osama Khalil, yang sudah melakukan mogok makan selama 13 hari.

Sedangkan dua tahanan, Kayed Al-Fasfous dan Sultan Khalouf telah melakukan aksi mogok selama sembilan hari, selain tahanan Osama Daqrouq yang memulai aksi mogoknya lima hari yang lalu.

Baca Juga:  AWG Gelar Demo Peringatan Nakba ke-76 di Depan Kedubes AS

Pemogokan 13 tahanan tersebut bertepatan dengan langkah perjuangan dilakukan para tahanan administrasi di penjara Israel “Ofer” dan beberapa penjara lainnya, serta kelanjutan dari sekitar 60 tahanan yang memboikot pengadilan militer Israel.

PCC menekankan, bahwa eskalasi pemogokan terjadi mengingat otoritas Israel terus meningkatkan kejahatan penahanan administratif, karena jumlah tahanan administratif telah mencapai lebih dari 1.200, dan persentase ini merupakan tertinggi sejak tahun Intifadhah Al-Aqsa.

Patut dicatat Israel telah mengeluarkan 1978 perintah penahanan administratif sejak awal tahun ini, yang tertinggi adalah pada bulan Juli, ketika mencapai 370 perintah. (T/R4/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi