Kuburan Massal Ditemukan di Kompleks Medis Nasser Gaza

Pertahanan Sipil mengumumkan penemuan 190 jenazah dari kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis. Ahad, 21 April 2024. (Foto: Al Manar)

Gaza, MINA – Pada hari ke-198 operasi militer brutal Israel di Gaza, Pertahanan Sipil mengumumkan penemuan 190 jenazah dari kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, Ahad (21/4).

Selain itu, seribu warga Palestina dinyatakan masih hilang. Al-Manar melaporkan.

Orang-orang ini adalah korban dari serangan tanpa henti yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga sipil, fasilitas kesehatan, dan tempat penampungan, khususnya di Rafah.

Juru Bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal mengungkapkan, jenazah yang ditemukan adalah warga Palestina dari berbagai demografi, termasuk banyak wanita dan anak-anak.

Orang-orang ini telah dibunuh oleh tentara pendudukan ketika menyerbu kompleks Nasser dan kemudian dikuburkan secara massal di dalam kompleks tersebut.

Baca Juga:  Ismail Haniyeh: Tentara Tak Terkalahkan telah Ditundukkan

Meskipun pasukan Israel telah menarik diri dari wilayah tertentu di Gaza, operasi pencarian untuk menemukan lebih banyak jenazah masih terus dilakukan. Banyak yang diyakini masih berada di dalam kompleks tersebut.

Basal juga menyoroti taktik penghilangan paksa yang dilakukan oleh pasukan Israel, dengan sekitar dua ribu warga Palestina hilang setelah penarikan pasukan pendudukan dari beberapa wilayah Gaza. Nasib orang-orang ini masih belum diketahui. Masih ada ketidakpastian apakah mereka ditahan atau dikuburkan secara sembunyi-sembunyi.

Penarikan pasukan pendudukan baru-baru ini dari Khan Yunis telah memungkinkan dilakukannya pencarian jenazah dan terungkapnya kuburan massal di Kompleks Medis Nasser.

Sebelumnya, pasukan pendudukan telah melakukan serangan kekerasan terhadap kompleks tersebut, menargetkan personel medis dan pengungsi, sehingga semakin memperburuk krisis kemanusiaan.[]

Baca Juga:  Ini 7 Alasan Israel Ingin Serang dan Kuasai Rafah

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rendi Setiawan