Gaza, MINA – Keluarga para pemimpin Brigade Al-Quds yang syahid menegaskan kembali bahwa mereka akan melanjutkan jalan perlawanan sampai kemenangan tercapai dan Palestina dibebaskan.
Sejumlah pemimpin Brigade Al-Quds, sayap militer kelompok pejuang Jihad Islam Palestina (PIJ) menjadi syuhada dalam agresi baru-baru ini di Jalur Gaza.
Keluarga mereka berbicara kepada Al Mayadeen Online Sabtu 27/5, tentang warisan perlawanan yang ditanamkan para syuhada dalam semangat, perlawanan, dan rakyat Palestina.
Mereka mengatakan, kehilangan para pemimpin sebagai syuhada akan meningkatkan “keuletan, pembangkangan, dan tekad perlawanan untuk menyerang balik musuh.”
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Ramez al-Halabi, seorang teman pemimpin syahid di Brigade al-Quds, Tareq Ezzedine, menegaskan dalam wawancaranya dengan Al Mayadeen Online bahwa pemimpin tersebut mampu berkontribusi dalam membentuk perlawanan di Tepi Barat, khususnya dengan mendirikan batalion Jenin dan berbagai cabangnya.
Dia menunjukkan bahwa syuhada Tareq Ezedine memiliki “jiwa manusia yang transparan dan berbelas kasih terhadap rakyat dan keluarganya.”
“Kualitas manusiawi yang mendorongnya untuk berjuang demi rakyat,” kata al-Halabi.
Mohammad Ghannam, putra syuhada Brigade Al-Quds, Jihad Ghannam, mengatakan bahwa ayahnya menjadi target beberapa upaya pembunuhan saat melawan pendudukan Israel.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Mohammad Ghannam mengatakan, sebagai hasil dari beberapa percobaan, ayahnya pernah kehilangan kakinya, lalu salah satu lengannya, dan dalam percobaan lainnya, dia kehilangan pendengaran di salah satu telinganya.
“Jihad Ghannam sangat menginginkan kesyahidan,” kata putranya.
Dia menegaskan bahwa keluarganya puas dengan perlawanan dan keberanian ayahnya dalam berperang.
Mohammad Ghannam menekankan bahwa perlawanan tidak terpengaruh secara negatif oleh gugurnya pemimpin dalam pertempuran, bahkan menganggapnya sebagai “hak istimewa”.
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Sementara itu ibu dari anggota syahid Dewan Militer PIJ dan komandan pasukan rudal di Brigade Al-Quds, Ali Ghali, mengungkapkan rasa bangganya bahwa para pemimpin syuhada mendapatkan syahid yang mereka dambakan.
Putrinya, Yasmin Ghali, menganggap kesyahidan ayahnya, bersama dengan banyak pemimpin tidak melemahkan perlawanan, juga tidak menghentikan jalannya.
Yasmin menekankan bahwa mereka akan digantikan oleh ratusan orang yang akan mempertahankan Tanah Air dan kesucian.
Pasukan pendudukan Israel (IOF) melakukan serangan udara di Jalur Gaza pada tanggal 9 Mei, di mana 33 syuhada gugur (termasuk 6 anak-anak dan 3 wanita), dan 190 terluka, sebagai akibat dari serangan yang menargetkan rumah sipil dan situs perlawanan di berbagai daerah di Jalur Gaza. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima