Aceh Utara, MINA – Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mengirimkan bantuan paket pangan untuk warga Rohingya yang kini berada di Aceh Utara.
Saat ini, warga Rohingya yang berjumlah 99 orang tersebut ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe, Aceh.
Hidayatullah dari tim Program ACT Lhokseumawe mengatakan, bantuan tersebut berupa makanan siap saji, air mineral, beras serta perlengkapan anak-anak.
“Pengiriman bantuan dilakukan oleh tim ACT serta Masyarakat Relawan Indonesia, kami juga melakukan pembersihan tempat yang dijadikan penampungan,” jelas Hidayatullah seperti dikutip dari ACTNews, Ahad (28/6).
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Ia menambahkan, pada Jumat (26/6), lokasi penampungan pengungsi Rohingya telah diisolasi total oleh pemerintah setempat.
Tujuannya untuk memutus rantai penyabaran Covid-19. Pasalnya, perjalanan pengungsi Rohingya cukup panjang dan dikhawatirkan telah terinfeksi virus corona.
Hidayah mengatakan, kapal motor yang membawa muslim Rohingya itu terlihat di perairan Aceh Utara pada Rabu (24/6) siang.
Ketika ditemukan, kondisi kapal dalam keadaan kehabisan bahan bakar dan nyaris tenggelam.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Para penumpangnya pun dalam kondisi ketakutan. Saat ada nelayan asal Aceh Utara melihat, mereka dikabarkan memberikan isyarat untuk diselamatkan. Nelayan akhirnya menarik kapal tersebut hingga ke daratan.
Sesampai di darat, warga Rohingya langsung dibawa ke lokasi penampungan sementara serta menjalani tes cepat Covid-19. Penelurusan perjalanan pun dilakukan demi memutus rantai sebaran virus.
Terdamparnya kapal yang mengangkut muslim Rohingya di Aceh bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada 20 April 2018 sebanyak 79 warga Rohingya diselamatkan nelayan di Kabupaten Bireuen.
Kapal yang mengangkut 71 orang dewasa dan 8 anak itu tiba di Aceh setelah mendapat penolakan oleh otoritas Thailand dan Malaysia. Mereka kemudian ditampung sementara di gedung Sanggar Kegiatan Belajar Cot Gapu, Bireuen.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Jauh sebelum itu, pada 2015 silam, kapal yang bermuatan pengungsi Rohingya yang lari dari tanahnya sendiri akibat konflik kemanusiaan juga sampai ke Aceh.
ACT sendiri merespons dengan membantun Hunian Nyaman Terpadu (ICS) untuk mereka. Dan kini, ICS tersebut masih digunakan untuk lokasi karantina Covid-19 oleh gugus tugas. (R/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian