Aplikasi Smartphone Bantu Ibu Hamil dan Bayi Suriah

Seorang ibu Suriah menyuapi bayinya. (Foto: WFP)
Seorang ibu Suriah menyuapi bayinya. (Foto: WFP)

Oleh: Teo Kermeliotis, Wakil Editor Al JAzeerea

Biayanya hanya $ 0,50. Yang perlu Anda lakukan hanya sekali tekan/sentuh pada Anda, namun berdampak sangat besar bagi kehidupan di Suriah yang sangat rentan menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi yang parah.

Hanya dua bulan setelah mencapai target membantu makanan 20.000 anak-anak pengungsi Suriah selama satu tahun, Program Pangan Dunia (WFP) meluncurkan inisiatif pendanaan mobile baru yang bertujuan membantu memelihara ibu hamil dan bayi yang baru lahir di kota Homs yang dilanda perang.

Tujuannya, pengguna aplikasi smartphone, ShareTheMeal, bisa membantu 2.000 wanita hamil, ibu menyusui dan anak-anaknya hingga berusia enam bulan, dengan pemberian gizi penting selama satu tahun.

Juru bicara WFP Abeer Etefa mengatakan, wanita di pusat distribusi Aoun akan menerima voucher untuk membeli buah, sayuran, susu dan daging yang segar. Itu akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan keragaman makanannya.

“Hal ini sangat penting bagi ibu dan anak selama kehamilan dan beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Gizi seimbang memiliki pengaruh penting pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka,” katanya kepada Al Jazeera.

Kelaparan dan kehancuran

Homs yang sebelumnya adalah pusat pemberontakan terhadap Presiden Bashar Al-Assad, kini berada di bawah gencatan senjata sejak Desember 2015.

Namun, konflik lima tahun telah membuat kota di Suriah tengah itu sebagian besar hancur. Banyak warganya mengungsi dan membutuhkan bantuan.

“Kota ini hancur,” kata Sebastian Stricker, Kepala Proyek ShareTheMeal. “Ada kekurangan pangan, banyak orang mengungsi dan menderita kemiskinan yang parah,” tambahnya.

Stricker mengatakan, program ini bisa diandalkan membantu perempuan hamil dan anak-anak, membantu memberi mereka rasa hidup normal lagi.

Berbagi makanan

Dengan mengunduh gratis aplikasinya, memungkinkan kontributor untuk mengikuti informasi sumbangan mereka, tersedia secara global bagi pengguna iOS dan Android. Pengembang mengatakan, sumbangan sebesar US$ 0,50 dapat memberikan wanita hamil gizi yang cukup untuk satu hari.

Konsep ini untuk memungkinkan orang di seluruh dunia turut “berbagi” makanannya secara digital selama makan malam atau makan siang dengan cara yang mudah dan cepat.

Kampanye terbaru WFP dilakukan dua bulan setelah pertama kali ShareTheMeal diluncurkan pada pertengahan November tahun lalu dalam upaya membantu menyehatkan anak-anak pengungsi Suriah yang dipaksa meninggalkan rumahnya.

Sejak itu, sekitar 400.000 orang dari 197 negara dan wilayah telah menggunakan aplikasi ini, membantu WFP untuk meningkatkan bantuannya sekitar $ 2 juta yang cukup untuk menyediakan makanan ringan sekolah bagi 20.000 anak di kamp-kamp pengungsi di Yordania selama setahun penuh.

“Sebagian anak-anak ini tidak makan pada hari Ahad,” kata Stricker. “Sekarang mereka bisa makan setiap hari.”

Memperkecil Kematian

WFP harus meningkatkan bantuan sebesar $ 25 juta setiap pekannya untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan orang yang terkena krisis yang kompleks dan memburuk di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 250.000 orang dan menciptakan jutaan pengungsi.

PBB telah menyebut penggunaan kelaparan sebagai senjata adalah “kejahatan perang”. Badan dunia ini sedang berjuang untuk memberikan bantuan kepada sekitar 4,5 juta warga Suriah yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau, termasuk hampir 400.000 orang di daerah yang diblokade.

Pada Kamis 14 Januari 2016, konvoi bantuan internasional yang membawa makanan dan kebutuhan lainnya untuk kedua kalinya dalam sepekan memasuki kota Madaya yang dilanda kelaparan, menyusul laporan terjadinya kelaparan dan penyakit yang parah.

“Jika selama tiga hari tanpa makanan, maka kami akan pergi dan mengumpulkan rumput untuk direbus mendidih dan memakannya,” kata Mubarak Aloush, warga Madaya yang berhasil melarikan diri ke Lebanon.

Pada Senin 11 Januari 2015, konvoi bantuan pertama mencapai Madaya dan truk bantuan juga masuk ke dua kota lainnya yang diblokade oleh kelompok oposisi Suriah.

Sebuah babak baru pembicaraan perdamaian Suriah dijadwalkan pada 25 Januari di Jenewa, Swiss.

James Denselow, seorang penulis tentang politik Timur Tengah dan isu-isu keamanan di lembaga cendekiawan Chatham House, mengatakan, perundingan harus menempatkan bantuan kemanusiaan untuk daerah terkepung atau yang sulit dijangkau ke dalam agenda perundingan.

“Memperlambat kelaparan di daerah-daerah di seluruh negeri adalah hal yang sangat mendesak dan tes bagi semua pihak agar menunjukkan komitmennya untuk mengakhiri konflik secara damai,” katanya.

“Nasib Suriah sendiri harus ditempatkan di jantung dari setiap diskusi tentang Suriah,” tambahnya. (P001/P4)

Sumber: Al Jazeera

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.