DMI APRESIASI KEBIJAKAN RAJA SALMAN PASCA MUSIBAH CRANE

Ketua Pengurus Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Natsir Zubaidi,  (Foto : Hudzaifah)
Ketua PP Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf, Muhammad Natsir Zubaidi. (Foto : Hudzaifah/MINA)

Jakarta, 3 Dzulhijjah 1436/17 September 2015 (MINA) – Kebijakan Raja bin Abdul Aziz Al-Saud, Pelayan Dua Tanah Suci Makkah dan Madinah memberikan santunan kepada seluruh korban robohnya alat berat  di Masjidil Haram mendapatkan apresiasi tinggi dari Pimpinan Pusat (PP) Dewan Indonesia (DMI).

Ketua PP DMI Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf, Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu dalam keterangan pers DMI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (17/9).

“Kami sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, melalui instruksi Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, yang memberikan santunan sebesar 1 juta SR (sekitar Rp 3,8 miliar) kepada calon jama’ah haji (calhaj) yang wafat,” tutur Natsir di Jakarta.

Menurutnya, kebijakan itu merupakan bentuk tanggung jawab Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud terhadap tamu-tamu Allah yang wafat akibat tragedi rubuhnya crane yang sangat menyedihkan seluruh ummat Islam itu.

Natsir pun menyatakan rasa syukurnya atas penerimaan dan sambutan Pemerintah Kerajaan Saudi saat kunjungan Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, ke negara itu.

“Hal ini menunjukkan bahwa persahabatan kedua bangsa yang memiliki sejarah panjang ini perlu ditingkatkan dalam berbagai bidang, seperti di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan, khususnya di bidang keagamaan,” paparnya.

Kebijakan Kepala Negara Kerajaan , Raja Salman bin Abdul Aziz, telah mengingatkan bangsa Indonesia kepada kepemimpinan Allahuyarham Raja Faisal bin Abdu Aziz yang sangat disegani pada zamannya, semasa pemerintahan Presiden RI yang pertama, Ir. H. Ahmad Soekarno.

“Saya sangat berharap agar Pemerintah dan Rakyat Kerajaan Saudi Arabia bersama dengan Pemerintah dan Rakyat Indonesia dapat bergandengan tangan dalam meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara dan di dunia Islam, guna menjadi pelopor membangun perdamaian dan kesejaheraan dunia di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, Jum’at (11/9) sore, itu terjadi akibat hujan lebat, angin kencang dan topan pasir dahsyat yang melanda kota suci Makkah.

Akibat musibah itu, sedikitnya 111 calon jama’ah haji (calhaj) dari berbagai negara, termasuk 11 orang calhaj asal Indonesia, meninggal dunia. Adapun 283 calhaj lainnya mengalami luka-luka, baik luka ringan maupun luka berat, termasuk 420 orang calhaj asal Indonesia.(T/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0