DPR AS Loloskan Resolusi Kutuk Anti-Semit dan Islamophobia

Washington, MINA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/3) malam meloloskan resolusi Partai Demokrat untuk mengutuk anti-Semitisme, Islamophobia, dan ekspresi fanatik lainnya.

Keputusan ini muncul setelah pernyataan Ilhan Omar, politisi Muslim, yang memicu kontroversi dengan komentar yang menyiratkan pendukung Israel menunjukkan kesetian ganda.

“Hari ini bersejarah di banyak bidang,” kata Omar dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara, menandai komentar pertamanya terhadap resolusi.

“Kami sangat bangga menjadi bagian dari sebuah badan yang telah mengajukan kecaman dari semua bentuk kefanatikan termasuk anti-Semitisme, rasisme, dan supremasi kulit putih,” katanya seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (9/3).

Lewat mekanisme voting, resolusi itu mendapat dukungan 407 melawan 203 sekaligus menutup pekan yang penuh gejolak dalam kaukus Dewan Demokrat. Terjadi perpecahan yang tajam. Rencana awal untuk resolusi berfokus pada diperluas mencakup bahasan melawan Islamophobia. Omar adalah seorang Muslim, dan kebencian terhadap banyak kelompok minoritas.

Resolusi ini lahir setelah Ilhan Omar mengatakan para pendukung Israel mendorong anggota parlemen untuk berjanji “setia kepada negara asing.” Pernyataan ini sontak dipandang oleh anggota parlemen dari kedua belah pihak sebagai permainan anti-Semit yang disebut sebagai “loyalitas ganda”, sebuah mitos bahwa orang-orang Yahudi lebih loyal kepada Israel daripada negara tempat tinggal mereka.

Pemimpin Mayoritas DPR, Steny Hoyer, mengatakan bahwa komentar Omar sangat dalam dan benar-benar mengganggu komunitas Yahudi Amerika karena dugaan itu secara sederhana bahwa Yahudi Amerika yang mendukung Israel tidak loyal kepada negara adidaya itu.

“Tuduhan bahwa orang Yahudi memiliki dua kesetiaan karena mendukung Israel dan mengkhawatirkan keselamatannya adalah salah dan itu juga menyakitkan,” kata Hoyer, yang juga mengutuk serangan terhadap Omar.

Sementara Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan di depan pemungutan suara bahwa ia meyakini kata-kata Omar tidak didasarkan pada sikap anti-Semit yang dimilikinya secara pribadi, tetapi anggota parlemen yang baru itu tidak memiliki apresiasi penuh terhadap bagaimana hal itu lahir.

Resolusi tersebut juga mengutip ancaman pembunuhan terhadap anggota Kongres Yahudi dan Muslim dan mencatat bahwa supremasi kulit putih di AS telah mengeksploitasi dan terus mengeksploitasi fanatisme serta mempersenjatai kebencian untuk keuntungan politik.

Sementara itu, resolusi tersebut terdiri dari tujuh halaman mengutuk anti-Semitisme sebagai ekspresi kebencian intoleransi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan aspirasi yang ditetapkan rakyat Amerika Serikat dan diskriminasi anti Muslim serta kefanatikan terhadap kaum minoritas sebagai ekspresi kebencian intoleransi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan aspirasi Amerika Serikat.

Bahasan resolusi ini kemudian diperbarui dengan memperluas bagian tentang kelompok-kelompok yang ditargetkan oleh supremasi kulit putih dengan memasukkan orang-orang Latin, Asia-Amerika, Muslim, Hindu, Sikh, Kepulauan Pasifik, penduduk asli Amerika, imigran dan komunitas LGBT. (T/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.