Dubes Palestina : Google Maps Seharusnya Beri Informasi yang Valid

Jakarta, 12 Dzulqadah 1437/16 Agustus 2016 (MINA) – Duta Besar untuk Indonesia, Faris N. Mehdawi menyayangkan sikap perusahaan yang tidak mencantumkan nama Palestina pada layanan Google Maps-nya.

“Sebetulnya keputusan apa yang dikeluarkan oleh pihak Google itu terserah mereka. Namun, sebagai perusahaan yang melayani semua data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, seharusnya Google mencantumkan nama Palestina dan memberikan informasi valid serta detail terkait Palestina,” kata Mehdawi saat bertemu dengan Dewan Redaksi Mi’raj Islamic News Agency (MINA), di kantornya di Jakarta, Selasa (16/8).

Dikatakannya bahwa dengan tidak dicantumkannya nama Palestina pada layanan Google Maps, maka hal itu bisa merubah penilaian generasi muda terhadap Palestina. “Mungkin sekarang, hal ini tidak memiliki pengaruh, tapi bagi generasi muda, ini sangat berpengaruh sekali,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun di buku-buku peta dunia ada nama Palestina, tetapi jika informasi yang disebarkan melalui Google Maps tidak sesuai dengan semestinya, hal ini justru akan mengikis informasi mengenai kedaulatan Palestina.

“Dampak dari hal ini memang tidak terlalu terasa bagi kita. Ke depannya, akan sangat terasa. Terlebih untuk generasi penerus yang akan lebih menganggap dan mengetahui nama Israel sebagai negara ketimbang Palestina,” kata Mehdawi.

Senada dengan itu, Ketua Aqsha Working Group () Agus Sudarmaji menyebut bahwa keputusan perusahaan Google tersebut tidak kooperatif, karena tidak mencantumkan nama Palestina pada layanan Google Maps.

“Ini perang informasi. Semua pihak yang memiliki hubungan dengan Zionis, termasuk Google melalui petanya ingin menguatkan eksistensi Israel dan menghilangkan eksistensi Palestina. Meskipun belum berupa negara merdeka dan berdaulat, nama Palestina harus dicantumkan di peta manapun,” kata Agus dalam pernyataannya, Jum’at (12/8).

Hal itu, kata Agus, karena Palestina secara de facto sudah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu anggotanya. Menurutnya, dengan adanya fakta ini, Perusahaan Google tidak bisa beralasan bahwa penamaan tempat di Google Maps merujuk pada pengakuan dari PBB. (L/P011/P013-P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.