Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dubes Perancis Sebut Pemilihan Le Pen akan Jadi ‘Bencana’

Rudi Hendrik - Jumat, 10 Maret 2017 - 09:17 WIB

Jumat, 10 Maret 2017 - 09:17 WIB

276 Views

Kandidat calon Presiden Perancis Marine Le Pen. (Foto: dok. EU Today)

Kandidat calon Presiden Perancis Marine Le Pen. (Foto: dok. EU Today)

 

Tokyo, 11 Jumadil Akhir 1438/10 Maret 2017 (MINA) – Duta Besar Perancis untuk Amerika Serikat (AS) Gerard Araud mengatakan, jika pemimpin sayap kanan Marine Le Pen terpilih sebagai presiden, akan menjadi “bencana total”.

“Dalam hal diplomatik, saya mengatakan itu akan menjadi bencana total,” kata Araud kepada The Washington Post dalam sebuah wawancara yang disiarkan Kamis (9/3).

Ia bergabung dengan rekannya di Jepang dalam menentang pemimpin baru yang potensial bagi negara mereka.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Le Pen, tokoh nasionalis yang vokal anti-imigrasi di Perancis berharap bisa meniru kemenangan Donald Trump yang mengejutkan di AS dalam pemilihan presiden dua tahap di Perancis pada tanggal 23 April dan 7 Mei nanti.

Jika terpilih, Le Pen berjanji untuk mencoba menarik Perancis keluar dari Uni Eropa mengikuti jejak Inggris.

“(Itu) berarti runtuhnya Uni Eropa, karena Uni Eropa tanpa Perancis tidak masuk akal,” kataAraud memperingatkan, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA. “Dan itu berarti runtuhnya euro dan terjadi krisis keuangan, yang akan memiliki konsekuensi di seluruh dunia.”

Araud pada hari Rabu memuji kolom yang diterbitkan di harian Le Monde yang ditulis oleh Duta Besar Perancis di Tokyo Thierry Dana, yang mengatakan bahwa ia akan menolak untuk menjabat jika Le Pen menjadi presiden.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

“Jika tragedi Perancis muncul dan mengarah ke pemilu, saya akan menarik diri dari semua fungsi diplomatik saya,” tulis Dana.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jean-Marc Ayrault telah mengirimkan pesan untuk semua diplomat Perancis tentang perlunya “kehati-hatian dan prinsip netralitas.”

Le Pen yang berusia 48 tahun sering mencemooh upaya-upaya yang ia tuding mencoba untuk menyabotase kampanyenya.

Baru-baru ini ia menuduh PNS bersekongkol untuk memburuk-burukkannya dalam masalah hukum.

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Dia juga menghadapi penuntutan karena menyebarkan gambar kekejaman kelompok Islamic State (ISIS) di Twitter serta kasus terpisah tentang penyalahgunaan dana publik di Parlemen Eropa dan pembiayaan kampanyenya. (T/RI-1/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris

Rekomendasi untuk Anda