Empat Pesan MUI Jelang Pergantian Tahun

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia () Zainut Tauhid Sa’adi

Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) berpesan kepada seluruh warga menjelang datangnya pergantian . Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan empat pesan terkait hal ini.

Pertama, MUI mengajak segenap masyarakat untuk melakukan muhasabah (evaluasi) diri dalam memasuki tahun baru dan menjadikan tahun 2018 sebagai tonggak untuk merancang dan menjalani masa depan yang lebih baik, produktif, konstruktif dan kualitatif.

“Melakukan perenungan untuk memaknai pergantian tahun dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap rida Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai,” kata Zainut di Jakarta, Sabtu (30/12).

Selain itu, doa agar di tahun 2018 dapat meningkatkan amal kebajikan serta memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara,

Kedua, MUI mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah).

Hal tersebut menurut Zainut dilakukan dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa khususnya dalam memasuki tahun 2018 sebagai tahun politik.

Ketiga, MUI mengajak kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia agar menjadikan tahun baru 2018 sebagai tahun kebangkitan di bidang ekonomi dan pendidikan.

“Aspek tersebut sangat penting dan strategis bagi kemajuan umat Islam untuk tumbuh menjadi kekuatan yang berkualitas, sehingga keberadaannya lebih bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara,” katanya.

Menurutnya, Islam mengajarkan pemeluknya untuk bertakwa dan memikirkan masa depan. Hal itu sesuai firman Allah dalam Quran Surat al-Hasyr ayat 18, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Keempat, MUI mengimbau dalam merayakan pergantian tahun baru diisi dengan hal-hal yang positif dan konstruktif. Tidak dilarang untuk bersuka cita dalam merayakan, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan, boros, sia-sia (tabdzir), dan larut dalam kegembiraan yang berlebihan sehingga dapat menjauhkan diri dari Allah SWT.

Zainut kembali mengutip Firman Allah yang artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr [103]:2-3)

“Pemaknaan yang esensial dalam melepas tahun berlalu dan menyongsong tahun baru dengan perenungan diri sangat diutamakan,” kata Zainut. (R/R08/RE1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: habibi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.