Fenomena Ramadhantainment

Oleh: Subhan Nur, Kasi Naskah Rekaman dan Siaran Keagamaan Kementerian Agama Republik

Ramadhantaiment adalah istilah bagi program acara bernuansa Islami yang kerap muncul saat bulan dalam bentuk tabligh indoor maupun outdoor, talkshow, kultum, sinetron, musik dan lainnya yang dikemas disesuaikan dengan nuansa bulan Ramadhan.

Bukan hanya program televisi, tetapi pengisi acara maupun host pun mengenakan busana sesuai dengan tuntutan momen meskipun berasal dari agama non Islam.

Proses pembuatan program acara pun sudah dipersiapkan secara matang sebelum Ramadhan, bahkan penulis pernah bertemu Syaikh Ali Jabeer pada bulan Maret lalu di Amman Yordania dalam rangka pengambilan gambar 30 episode Program Kultum Menjelang Buka Puasa pada stasiun televisi swasta.

Secara faktual, di bulan Ramadhan seluruh lembaga penyiaran televisi khususnya berlomba-lomba menyajikan program religi dalam berbagai formatnya.

Tentu tidak mengherankan karena mengikuti selera dan kecenderungan masyarakat negeri ini yang dihuni oleh mayoritas Muslim dan televisi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Fakta menarik yang diungkapkan oleh Lembaga Penelitian Nielsen bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menonton televisi selama 5 (lima) jam per hari. Tepatnya, 5 jam 1 menit untuk masyarakat di pulau Jawa, dan 5 jam 12 menit untuk masyarakat di luar Jawa. Tentunya durasi waktu menonton televisi di bulan Ramadhan lebih meningkat.

Kecenderungan ini merupakan tren positif bagi industri pertelevisian di Indonesia, di mana Lembaga Penyiaran Televisi memainkan peran menjaga kemuliaan dan kesucian bulan Ramadhan melalui program-program Ramadhantaiment.

justru menjadi brand bagi sejumlah program yang disajikan untuk menemani umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa, bahkan ramadhantaiment sangat penting dalam memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam di saat psikologi umat Islam sangat siap menerima nasehat-nasehat agama.

Terdapat beberapa program ramadhantaiment yang kerap muncul hanya di bulan Ramadhan seperti Para Pencari Tuhan (SCTV), Hafizh Indonesia (RCTI), Hafizh Dunia (Trans 7), Jelang Bedug (TVRI), Tafsir Al Mishbah (Metro ), Akademi Sahur Indonesia (AKSI) Junior (Indosiar), Sahur Ramadhan (Trans 7), dan lain sebagainya.

Ramadhantaiment menjadi pembuktian lembaga televisi dalam memposisiskan diri sebagai media positif dalam aspek media dakwah. Tentunya tuntutan ramadhantaiment bukanlah sekedar memanfaatkan momentum Ramadhan dalam meraih keuntungan bisnis semata tanpa memperhatikan etika penyiaran dan norma agama.
Program ramadhantaiment di televisi harus memperhatikan 3 (tiga) aspek utama yaitu kualitas da’i, materi dakwah dan jam siaran.
Unsur da’i sangat penting yang tidak hanya mengandalkan aspek performance atau penampilan, tetapi terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan seorang da’i, yaitu aspek keilmuan, aspek keteladanan, aspek hubungan rumah tangga, dan aspek latar belakang organisasi.

Aspek kualitas da’i sangat signifikan bagi kualitas sebuah program tabligh, karena para pemirsa telah mampu menilai kapabilitas keilmuan seorang da’i dan mereka menghendaki dapat mempelajari ajaran agama Islam dari da’i yang berkualitas.

Aspek keteladanan dan aspek hubungan rumah tangga harus menjadi pertimbangan lembaga penyiaran televisi dalam merekrut seorang da’i, karena da’i merupakan public figur yang kehidupan sehari-hari menjadi teladan bagi umat, bahkan kadangkala menjadi obyek pemberitaan infotainment.

Aspek latar belakang organisasi massa Islam pun sangat penting untuk mengetahui sepak terjang dan arah materi dakwah yang disampaikan. Apakah da’i ini memiliki pemikiran moderat, liberal, fundamental, garis geras dan lain sebagainya sangat dipengaruhi oleh organisasi yang digeluti.

Aspek materi dakwah Ramadhantaiment harus mendukung kekhusyuan umat Islam dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Materi Ramadhantainment lebih mengedepankan aspek persamaan dan menghindari materi yang menuai kontroversial di kalangan umat, khususnya materi fiqh ibadah yang kerap kali menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan fuqaha. Maka seorang da’i harus dapat memberikan konklusi dari perbedaan pendapat tersebut agar tidak menimbulkan kebimbangan pada umat.

Ajaran Islam yang disampaikan harus bersifat universal yang menampilkan Islam rahmatan lil ’alamin, Islam yang santun, Islam yang ramah, dan Islam yang mencintai kedamaian.

Aspek jam siaran pun sangat menentukan apakah dakwah itu dapat sampai kepada pemirsa ataupun tidak. Tayangan Ramadhantainment haruslah memperhatikan aktivitas ibadah umat Islam sepanjang bulan Ramadhan, baik siang maupun di malam hari.

Dalam hal ini, lembaga penyiaran hendaklah memperhatikan waktu-waktu sakral bagi umat Islam khususnya waktu sahur dan waktu berbuka puasa dengan menempatkan program-program televisi yang mendidik dan beretika serta menghindarkan program lawakan dengan candaan berlebihan dan perilaku yang tidak pantas.

Dalam upaya mewujudkan Ramadhantainment yang sesuai dengan harapan umat, kami memberikan saran kepada seluruh Lembaga Penyiaran Televisi:

Pertama, Hendaklah memuliakan waktu sahur dan berbuka puasa dengan menghadirkan tayangan religi yang mendidik dan beretika, serta menghindari tayangan yang penuh dengan candaan berlebihan atau perilaku tidak pantas.

Kedua, Menayangkan program dialog keagamaan yang menyejukkan dan bermanfaat secara langsung terhadap kualitas kehidupan beragama, serta menghindari dialog yang menuai perdebatan dan kebingungan pada umat.

Ketiga, Tidak menayangkan siaran yang bermuatan mistik, horor dan supranatural yang menimbulkan ketakutan dan kengerian pada khayalak.

Keempat, Tidak menayangkan adegan-adegan yang berbau pornografi dan kekerasan, serta meminimalisir tayangan kuliner di siang hari.

Kelima, Para pengisi acara wanita disarankan berbusana menutupi aurat atau setidaknya berbusana yang sopan.

Inilah Ramadhantainment yang harus dikemas secara kreatif agar menghasilkan suguhan program televisi yang bermanfaat secara langsung bagi kualitas ibadah dan kehidupan beragama di Indonesia.

Ramadhantaiment bukanlah sekedar tontonan, tetapi tontonan yang berkualitas yang menjadi tuntunan bagi umat. (R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber: http://bimasislam.kemenag.go.id/post/opini/ramadhantainment-2#sthash.lEKkAbmF.dpuf

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.