Hayu Prabowo: EcoRamadhan 2024 Wujudkan Masjid Berkelanjutan

Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkunga Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI) Dr Hayu Prabowo.(Foto: Doc. Pribadi)

Jakarta, MINA – Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkunga Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA ) Dr Hayu Prabowo menyatakan, pelaksanaan program 1445H ini harus menjadi momen untuk mendorong upaya mewujudkan Masjid Berkelanjutan.

Menurutnya, masjid berkelanjutan dapat diartikan sebagai siapnya kapasitas individu, komunitas, dan sistem masjid untuk bersiap, beradaptasi, bertahan, dan menjadi lebih kuat menghadapi berbagai jenis tekanan dan guncangan yang dialami.

“Masjid perlu memiliki Rencana Tanggap Darurat dalam menghadapi bencana serta tekanan dan guncangan di masa depan,” kata Hayu kepada MINA di Jakarta, Kamis (28/3).

Untuk itu, lanjut dia, masjid-masjid di Indonesia harus didorong menjadi miniatur terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat komunitas.

Hayu mengatakan, pentingnya kesadaran atas situasi hari ini sudah harus dibangun di seluruh lapisan masyarakat.

“Salah satu game changer-nya adalah Masjid. Masjid-Masjid kita menjadi tempat pertama upaya pengendalian perubahan iklim, yang tentunya akan mengubah banyak hal dalam kehidupan,” ujarnya.

Pernyataan Hayu tersebut juga disampaikan pada pada Webinar Series DPF yang berkaloborasi dengan dengan membahas kaitan keuangan sosial Islam (ISF) yang digerakkan Masjid-masjid dengan tujuan pengendalian perubahan iklim yang digelar secara virtual pada Selasa, 26 Maret 2024.

Hayu mengatakan, dalam mewujudkan Masjid Berkelanjutan perlu diperhatikan dua hal yakni promosi tata kelola masjid terintegrasi dan pengarusutamaan prinsip kohesi sosial.

Selain itu, tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan masjid berkelanjutan sebagai penyokong pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

“Pertama Masjid SIAP, artinya masjid yang siap dan mampu mengurangi dampak serta mampu menghadapi risiko bencana dan perubahan iklim,” jelasnya.

Kedua, lanjut Hayu, yakni Masjid SUCI, masjid suci dan sehat yang menjamin akses air bersih, tata kelola sampah dan air limbah yang berkelanjutan.

“Ketiga, Masjid TERHUBUNG, yakni masjid yang saling terhubung dalam konektivitas dan jejaring dai, jamaah, dan masyarakat umum,” tambahnya.

Sementara Program EcoRamadhan sebagai perwujudan Masjid Ramah Lingkungan (EcoMasjid), yang digagas LPLH-SDA MUI, dimulai saat menyongsong hari Lingkungan Hidup Dunia pada 5 Juni 2016 yang bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan 1437H, dalam rangka meningkatkan keimanan ibadah Ramadhan dengan mengendalikan nafsu dan syahwat, melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran atas pengelolaan lingkungan hidup. Program ini terus berlanjut hingga saat ini. (L/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.