IBF 2018 Kembali Hadir di Jakarta

Ketua panitia pelaksana saat melaunching tahun 2018, di Perpustakaan Umum Daerah Khusus Indonesia (DKI) Jakarta, Rabu (4/10). (Foto: Aliya/MINA)

Jakarta, MINA – terbesar di Indonesia/Islamic Book Fair (IBF) tahun 2018 akan kembali digelar di Jakarta. Ketua panitia pelaksana M. Anis Baswedan, penyelenggaraan IBF tersebut ini rencananya akan dilaksanakan pada 18-22 April 2018, di Balai Sidang Jakarta atau Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

“Sampai saat ini, pelaksanaannya pameran IBF di Jakarta, karena pilihan yang paling tepat untuk IBF masih di tempat yang sama, yaitu JCC. Tempatnya luas, semua fasilitasnya ada, Alhamdulillah waktu IBF ke-16 lalu kita tempatkan di JCC hampir tidak ada komplain apa-apa,” katanya saat launching IBF ke-17 tahun 2018 di Perpustakaan Umum Daerah Khusus Indonesia (DKI) Jakarta, Rabu (4/10).

Menurutnya, pada penyelenggaraan IBF kali ini kami berharap bisa memberikan yang terbaik bagi para pecinta buku, peserta pameran, pengunjung, dan seluruh stakeholders dunia perbukuan.

Selain itu, pihaknya telah menyiapkan berbagai hal untuk menyambut pameran buku Islam terbesar di Indonesia, mulai dari promosi, publikasi, silaturahim ke pihak sponsor, juga ke lingkup pesantren, kampus, sekolah, instansi terkait dan masyarakat.

Ia menjelaskan tahun lalu, sekitar 200-300 peserta ikut meramaikan penyelenggaraan IBF, untuk tahun ini pihaknya berharap mendapatkan tanggapan positif dari banyak pihak, terutama para sponsor dan peserta pameran.

“Sewaktu di Istora dulu, jumlahnya bisa mencapai 400.000-450.000 pengunjung selama sepuluh hari. Sedangkan di JCC, jumlahnya sekitar 150.000-200.000, karena waktu penyelenggaraannya hanya lima hari,” kata dia.

Sebenarnya, kata dia, jumlah pengunjung pameran bisa didata secara lengkap melalui tiket masuk. Namun, karena kebijakan panitia, ada jaringan dan sekolah atau pesantren yang diberikan keringanan masuk.

“Ini bagian dari upaya Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI dalam menumbuhkan minat baca masyarakat, khususnya di kalangan pelajar,” ungkapnya.

Mengenai tiket masuk pameran Islamic Book Fair (IBF) tahun lalu, sebesar Rp 5.000 per-tiket, untuk ini masih didiskusikan, apakah nominalnya akan bertambah atau masih sama.

Anis berharap, pameran IBF 2018 ini mampu menumbuhkan minat baca masyarakat, karena itu, ia mengajak lembaga pemerintah seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemeng), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Desa dan Percepatan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) serta lembaga terkait lainnya untuk turut serta mengikuti pameran buku-buku Islam ini. (L/R10/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.