ICMI Dorong Inisiasi Gerakan Nasional Penanaman 1 Miliar Pohon Mangrove Jadi Inpres

Peluncuran Gerakan Nasional Penanaman Satu Miliar Pohon Mangrove yang diinisiasi Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) digelar di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Sabtu (30/9/2023).(Foto: Doc. ICMI)

Jakarta, MINA – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia () yang mencanangkan Penanaman Satu Miliar Pohon sebagai wujud nyata kepedulian untuk mengurangi emisi karbon dan perubahan iklim, mendorong agar upaya tersebut dikuatkan menjadi Instruksi Presiden (Inpres).

“ICMI harus mendorong agar gerakan ini bisa jadi Inpres, sehingga tujuan pohon ini dapat segera tercapai,” ujar Ketua Dewan Penasihat ICMI, Prof Jimly Asshiddiqie dalam sambutannya di pembukaan gerakaan tersebut di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Sabtu (30/9).

Gerakan yang ditandai dengan aksi tanam mangrove tersebut dicanangkan ICMI dengan menggandeng Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.

Jimly mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari aksi mitigasi perubahan iklim, karena tanaman mangrove atau bakau ini memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbondioksida dalam jumlah besar dan sangat membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Baca Juga:  Hardiknas 2024. Menag Dukung Program Merdeka Belajar yang Digagas Pemerintah

“Ini baru pencanangan, tapi nanti semua pengurus ICMI akan bergerak di tiap daerahnya, dan saya sampaikan, usul kepada pemerintah, supaya Menko PMK (Muhadjir Effendy) dan Menteri (Nadiem Makarim) bisa menggerakkan mahasiswa dosen dan siswa, dan itu tadi agar ini dijadikan Inpres nya dari Presiden agar kuat,” kata Jimly.

Seperti diketahui, ekosistem mangrove merupakan modalitas alam yang berkontribusi pada pendapatan masyarakat melalui pemanfa­atan mangrove yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Indonesia sebagai negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia yakni 3,36 juta hektare dan memiliki lebih dari 100 spesies mangrove di dalamnya, menempatkan mangrove sebagai ekosistem yang penting.

Dalam agenda mitigasi per­ubahan iklim, upaya perlindung­an dan pemulihan ekosistem mangrove pun secara konsisten terus didorong melalui sejumlah program nasional, salah satunya yaitu Indonesia FoLU Net-Sink 2030. Program ini merupakan wujud implementasi upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.

Baca Juga:  Al-Fatah Rescue Beri Pembekalan Bantuan Hidup Dasar di SDI As-Shafa Depok

Program ini diwujudkan salah satunya melalui kegiatan Percepatan Rehablitasi Mang­rove bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) serta dukungan dari multi-stakeholder baik dalam negeri maupun luar negeri.

Selama lima tahun terakhir, Indonesia telah melakukan rehabilitasi mangrove seluas 67.521 hektare dan masih terus akan melaksanakan rehabilitasi dengan dukungan dari berbagai pihak, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, NGO, masyarakat, dan juga dukungan dari negara donor.

Rehabilitasi Mangrove juga menjadi cara penting menjaga kedaulatan ekonomi dan kedaulatan politik Indonesia berupa keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena wilayah hutan mangrove berada di pesisir-pesisir yang merupakan titik pangkal terluar untuk batas Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen wilayah Indonesia dengan batas wilayah laut negara lain di sekitarnya.

Baca Juga:  Hasil Drawing Perempat Final Thomas Cup dan Uber Cup 2024 

“Jangan sampai batas negara ini tergerus oleh abrasi akibat tidak adanya ekosistem mangrove,” pungkasnya.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.