Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

India akan Adakan Operasi Militer, Warga Kashmir Panik

Rudi Hendrik - Sabtu, 1 Oktober 2016 - 09:51 WIB

Sabtu, 1 Oktober 2016 - 09:51 WIB

595 Views

An Indian army officer displays the Tavor-21, an Israeli-made rifle which the army said was effectively used during a week-long gun battle, in an army garrison in Shariefabad on the outskirts of Srinagar October 3, 2008. A fierce week-long gun battle between Indian troops and Muslim militants on a high altitude mountain top in Kashmir has ended, taking the death toll from the firefight, the longest in recent years, to 14, the army said on Friday. REUTERS/Fayaz Kabli (INDIAN-ADMINISTERED KASHMIR)

Srinagar, 29 Dzulhijjah 1437/1 Oktober 2016 (MINA) – Pengumuman akan diadakannya operasi oleh militer India untuk memberantas apa yang mereka sebut sebagai para militan pro-kemerdekaan Kashmir, menciptakan kepanikan bagi warga di wilayah yang disengketakan India dan Pakistan itu.

Militer India mengatakan akan melakukan serangan operasi di sepanjang daerah Garis Kontrol (Line of Control/LoC) untuk menargetkan kelompok yang mereka anggap teroris dan pendukungnya.

LoC adalah daerah perbatasan antara wilayah Kashmir yang dikuasai India dan yang dikuasai oleh Pakistan yang sangat rawan memicu ketegangan antara kedua pasukan penjaga perbatasan.

Warga yang tinggal dekat dengan LoC sudah mulai bermigrasi ke daerah yang lebih aman, demikian media Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA, Ahad.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Sementara di Srinagar, ibukota negara bagian Jammu dan Kashmir, orang-orang terlihat bergegas pulang lebih awal dari biasanya ketika berita tentang operasi oleh pasukan khusus India menyebar.

Lembah Kashmir telah ditutup selama 83 hari berturut-turut oleh pasukan India setelah pembunuhan terhadap komandan Hizbul Mujahidin Burhan Wani oleh keamanan India pada 8 Juli.

“Apakah pisau jatuh pada melon atau melon jatuh pada pisau, selalu melon yang akan terpotong,” kata Zahoor Ahmad (52), seorang pengusaha di distrik Ganderbal, utara Kashmir berkata menggunakan kata pepatah.

“Dalam perang antara India dan Pakistan, warga Kashmir selalu menjadi penderita terburuk,” katanya.

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Sementara warga lain, Abdul Gani (58) mengingat kengerian perang tahun 1965, ketika itu ia masih kecil.

“Ibu saya akan menyembunyikan kami di ruangan gelap setelah makan malam lebih awal dan berbicara dengan berbisik,” kenang Gani.

Militer India dan Pakistan telah melakukan saling tembak di perbatasan baru-baru ini.

Pemerintah India selama ini menuding Pakistan menjadi pendukung kelompok militan pro-kemerdekaan Kashmir dari India.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris

Pada 18 September lalu, 18 tentara India tewas dalam serangan di kamp militer di sektor Uri di distrik Baramulla, utara Kashmir. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam