Jakarta, 14 Sya’ban 1436/1 Juni 2015 (MINA) – Timur Tengah merupakan kawasan yang masih perlu digarap Indonesia untuk meningkatkan berbagai kerjasama bukan hanya mengenai buruh migran melainkan investasi lain yang bisa dikembangkan, kata Menlu Indonesia Retno LP Marsudi.
“Banyak potensi Timteng yang masih harus digarap, biasanya bicara timur tengah pasti terkait dengan migran, sekarang kita ingin melihat diluar itu, isu ekonomi juga masih belum digarap,” kata Retno dalam obrolan santai dengan wartawan di Crematology Coffee Roasters, Jakarta Selatan, Ahad.
Retno yang dalam pekan ini mengunjungi empat negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi, UEA, Kuwait dan Qatar menyatakan nilai investasi negara kaya itu akan menjadi salah satu kerjasama yang ditingkatkan Indonesia.
Disamping itu, isu migrant masih menjadi prioritas Kemlu dalam membantu keselamatan TKI di sana.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Contoh kasus terbaru, Cicih (28), TKI asal Karawang Jawa Barat yang terancam hukuman mati di Abu Dhabi juga dijenguk Retno dalam kunjungannya.
“Pertemuannya sangat malam, pukul 22.00 waktu setempat di Kementerian Kehakiman,” tutur Retno.
Pertemuan Retno dengan Cicih berada pada ruangan yang terpisah dengan pertemuan Retno dengan keluarga Cicih. Retno optimis Cicih bisa lepas dari hukuman mati.
“Kita melihat, masih ada kemungkinan. Kita bicara dengan otoritas setempat,” kata Retno.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Saat ini, kasus Cicih sudah berada pada tingkat Mahkamah Agung UEA. “Tapi kita coba diminta menulis surat supaya kasusnya di ‘review’ kembali,” katanya.
Untuk menghentikan permasalahan TKI, Menlu melakukan moratorium pengiriman TKI. Pemerintah tak akan mengirimkan tenaga kerja ke 21 negara.
Empat negara tersebut telah dikunjungi Retno untuk memastikan moratorium itu. Keempat negara tersebut telah berkomitmen untuk bekerjasama dengan Indonesia, meski di antara mereka ada yang masih meminta detail kerjasama terlebih dahulu.(L/R04/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama