Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iran Siap Lakukan Lebih Banyak Pertukaran Tahanan dengan AS

sri astuti - Selasa, 9 Juni 2020 - 21:07 WIB

Selasa, 9 Juni 2020 - 21:07 WIB

3 Views

(FILES) In this file photo taken on November 10, 2019 an Iranian flag flutters in Iran's Bushehr nuclear power plant, during an official ceremony to kick-start works on a second reactor at the facility. - A magnitude 4.5 earthquake on Januray 8, 2020 rattled an area less than 50 kilometres (30 miles) from Iran's Bushehr nuclear power plant near the country's Gulf coast, a US monitor said. The quake, which had a depth of 10 kilometres, struck 17 kilometres south-southeast of Borazjan city at 6:49 am (0319 GMT), the US Geological Survey said on its website. State news agency IRNA said the earthquake was felt in Bushehr, site of the country's sole nuclear power plant. (Photo by ATTA KENARE / AFP)

Teheran, MINA – Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei pada Senin (8/6) mengatakan, negaranya siap untuk menukar lebih banyak tahanan dengan AS.

“Teheran berharap proses mengembalikan narapidana Iran di AS akan terus berlanjut,” kata Rabiei kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab pemerintah AS, MEMO melaporkan.

Pernyataannya menegaskan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi yang mengatakan: “Jika ada kemungkinan pertukaran tahanan, kami memiliki kesiapan untuk membebaskan orang-orang yang dipenjara dan mengembalikan mereka ke negara itu.”

Pada hari yang sama, AS baru saja membebaskan Dokter Iran-Amerika Majid Taheri, yang dituduh melanggar sanksi AS dan persyaratan pelaporan keuangan, sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Ini terjadi beberapa hari setelah pemerintah AS membebaskan ilmuwan Sirous Asgari, 59, yang dipenjara di Amerika pada 2016, dengan tuduhan mencuri rahasia dagang.

Mengomentari kesepakatan nuklir yang ditinggalkan secara sepihak Amerika pada tahun 2018, Rabiei mengatakan bahwa Gedung Putih harus kembali dulu ke meja perundingan.

Pada Mei 2018, Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang telah ditandatangani bersama dengan lima kekuatan utama dunia. Pakta tersebut bertujuan untuk mengekang kegiatan nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi yang dikenakan pada Republik Islam.

“Teheran belum melihat niat apa pun oleh AS untuk melakukan negosiasi serius,” kata pejabat itu, menekankan bahwa Iran tidak melihat upaya serius dari Washington. (T/R7/RI-1)

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Amerika
Internasional
Internasional
Asia