Tel Aviv, MINA – Kabinet Keamanan Israel dilaporkan telah memutuskan untuk tidak menerapkan pembatasan luas terhadap warga Arab Israel (Palestina tahun 1948) untuk mengakses Kompleks Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan mendatang.
Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk meredam ketegangan di situs sensitif agama tersebut.
Hal itu terjadi setelah ada desakan dan peringatan dari Hamas dan Amerika Serikat pada Rabu (28/2), The New Arab melaporkan.
Sebuah laporan oleh Channel 12 Israel pada Rabu mengatakan, Kabinet Keamanan akan menjadi pengambil keputusan utama mengenai kebijakan Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Langkah itu berpotensi mengesampingkan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir, yang telah menganjurkan kontrol yang lebih ketat. Namun, belum ada komentar resmi yang dikeluarkan pada saat publikasi ini diterbitkan.
Sebaliknya, polisi Israel dilaporkan memiliki tanggung jawab untuk menentukan jumlah jamaah Muslim yang diizinkan berada di lokasi tersebut. Keputusan mereka akan didasarkan pada penilaian ‘keamanan’. Pembatasan individu terhadap jamaah tertentu akan terus bergantung pada intelijen yang diberikan oleh dinas keamanan Shin Bet.
Channel 12 mengatakan, Israel pada awalnya akan mengizinkan 50.000 hingga 60.000 jamaah di masjid tersebut. Jumlah ini bisa bertambah jika tidak terjadi insiden keamanan yang berarti. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah