Tel Aviv, 22 Muharram 1436 H/15 November 2014 M (MINA) –Pemerintah Israel mengeluarkan keputusan melarang Mads Gilbert, seorang dokter Norwegia yang pada perang Juli-Agustus lalu merawat pasien di rumah sakit al-Shifa kembali masuk ke Gaza.
Pelarangan selamanya oleh Israel dilakukan pada Jumat (14/11). Gilbert mengatakan, ia bertolak dari perbatasan penyeberangan Erez ketika mencoba untuk kembali ke Gaza dengan membawa dokumen kerja yang sah.
“Saya terkejut karena dilarang masuk oleh tentara Israel,” katanya. Ketika saya bertanya alasannya, mereka mengatakan ini berhubungan dengan masalah keamanan, Aljazeera melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Gilbert mengatakan, ketika ia meminta penjelasan lebih lengkap, ia justru diperintah untuk meninggalkan tempat itu atau akan dipanggilkan polisi untuk mengusirnya.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Pria berusia 67 tahun itu, telah terlibat dalam aksi solidaritas Palestina selama puluhan tahun dan menjadi relawan di rumah sakit al-Shifa selama 17 tahun. Dia adalah pengkritik kampanye militer Israel dan pendudukannya di wilayah Palestina.
Selama konflik tujuh pekan antara Israel dan gerakan Hamas yang menewaskan lebih dari 2.000 warga Palestina. Gilbert sering berbicara kepada media internasional, termasuk Al Jazeera, tentang situasi di rumah sakit al-Shifa, yang kewalahan dengan banyaknya korban sipil.
Namun, seorang juru bicara untuk Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Daerah, dari otoritas Israel yang mengatur semua lalu lintas antara Gaza dan Israel, mengatakan kepada surat kabar Norwegia Verdens Gang bahwa penolakan itu terkait dengan alasan keamanan dan tidak ada hubungannya dengan pernyataan Gilbert yang anti-Israel dan anti-Semit “.
Gilbert mengatakan ia diundang oleh Kementerian Kesehatan Gaza yang meminta bantuannya untuk penelitian terhadap dampak pada kesehatan dari pemboman Israel. Dia juga diminta untuk menindaklanjuti kerja yang dilakukan selama waktu itu.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Kedutaan Norwegia di Tel Aviv membuat banyak pertanyaan kepada pemerintah Israel tentang larangan tersebut.
Pelarangannya itu sebagai pembatasan terhadap kebebasan berekspresi. Gilbert mengatakan tampaknya pemerintah Israel “tidak ingin dampak serangan mereka yang terus menerus terhadap penduduk sipil di Gaza yang akan diketahui dunia”.
Dia bersumpah untuk terus menentang Israel dan menyerukan melalui tekanan politik agar blockade di Gaza dicabut.
Gilbert juga pernah mengirim surat terbuka kepada presiden AS Barrack Obama untuk membuka hatinya menyaksikan penderitaan anank-anak, wanita Gaza akibat serangan brutal Israel beberapa bulan lalu.(T/P009/R03)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat