Jakarta, MINA – Pameran Industrial Technology Development (ITD) Expo Tahun 2019 yang berlangsung mulai 24-25 Juli di Mall Lippo Puri, Jakarta Barat, untuk memperkenalkan 59 purwarupa skala lab dan purwarupa laik industri.
Sebanyak 59 purwarupa skala lab dan purwarupa dari industri yang didanai Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) dan Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI).
“Purwarupa desain laik industri yang dihasilkan dari PPTI selama tahun 2016-2018 sebanyak 158 buah. Sedangkan untuk purwarupa skala lab yang dihasilkan dari program INSINAS dari tahun 2015-2018 adalah scbanyak 574 buah,” kata Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati dalam ITD Expo Tahun 2019, di Jakarta, Rabu (24/7).
ITD Expo Tahun 2019 diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerjasama dengan Universitas Pelita Harapan (UPH).
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Semoga pameran ITD Expo ini dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat terhadap kebijakan dan program pemerintah dalam mendukung kegiatan penelitian, dapat memberikan informasi teknologi hasil penelitian yang memiliki potensi manfaat dan ekonomi bagi masyarakat, serta meningkatkan budaya riset yang baik dan terkoordinasi, sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi yang dapat diimplementasikan dan dipasarkan di dunia industri nasional maupun internasional,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Perkembangan peradaban suatu bangsa dan negara dapat dilihat salah satunya dari hasil risetnya, karena memiliki peran yang penting dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Modal dasar untuk meningkatkan daya saing bangsa adalah melalui peningkatan kemampuan iptek dan inovasi yang terwujud dalam riset. Indikator keberhasilannya dapat dilihat dari besarnya kontribusi iptek dalam penguatan perekonomian yang ditunjukkan oleh banyaknya adopsi teknologi hasil riset oleh industri dan masyarakat.
“Pada tahun 2018, Indonesia mampu mengalahkan Singapura dan berhasil menduduki peringkat kedua di bawah Malaysia, setelah sebelumnya menduduki peringkat ketiga dalam jumlah publikasi internasional diantara negara ASEAN lainnya, dan pada hari ini Indonesia telah mengungguli Malaysia, menjadikan publikasi Internasional Indonesia nomor 1 se-ASEAN,” jelasnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Lebih lanjut ia mengatakan, jika Indonesia telah mampu menunjukkan keunggulan di bidang publikasi regional ASEAN, maka pekerjaan rumah yang lebih berat selanjutnya adalah menuju implementasi hasil penelitian, hingga dapat dikomersialkan di dunia industri.
“Dengan adanya hilirisasi hasil teknologi menuju komersialisasi, maka akan menghasilkan banyak manfaat yang dapat dirasakan. Diantaranya muncul produk-produk baru. Produk baru inilah yang nantinya akan meningkatkan produktivitas industri dan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang lebih bernilai tambah tinggi sebagai dasar dari fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Untuk mendukung implementasi menuju hilirisasi tersebut, Kemenristekdikti menyediakan instrumen kebijakan pendanaan riset yaitu INSINAS dan PPTI. (L/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru