Jurnalis Dapat Menjadi Aktor Perdamaian dan Penjernih Informasi dalam Konflik

Diskusi bertajuk "Covering War in Ukraine: the View from Indonesian Journalists" yang digelar oleh Pusat Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (23/2/2023).(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, MINA – Jurnalis harus dapat menjadi aktor perdamaian dan karya jurnalistiknya merupakan bagian dari resolusi .

Lebih lanjut, media massa menjadi pihak ketiga dalam konflik yang bertugas sebagai fasilitator komunikasi, mediator, dan arbitrator di antara dua kubu yang berseteru.

Hal tersebut disimpulkan dalam diskusi “Covering War in Ukraine: the View from Indonesian Journalists” yang digelar oleh Pusat Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (23/2).

Diskusi tersebut menghadirkan tiga jurnalis, Teungku Fajri Sabri (TVRI), Kris Mada (Kompas), dan Raymundus Rikang (Tempo), yang berbagi pengalaman mereka meliput dari medan perang, tempat perlindungan dari bom, rumah sakit, dan kota-kota yang diperebutkan, khusus melakukan peliputan langsung ke daerah konflik di .

Ketiga jurnalis ini berusaha untuk membuka perseptif banyak pihak, bahwa perang yang terjadi ini adalah masalah kemanusiaan. Lalu, mereka pun mengajak semua berpikir, bagaimana jika hal tersebut terjadi di negara lain, termasuk di Indonesia.

Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael Quinlan menyampaikan kegiatan ini menandai satu tahun invasi Russia ke Ukraina dengan beberapa jurnalis Indonesia telah meliput perang secara langsung dari Ukraina pada 2022-2023.

“Kegiatan ini sebagai momen merefleksikan bagaimana jurnalis Indonesia berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang apa yang terjadi di Ukraina,” kata Quinlan saat membuka diskusi.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin yang memberikan apreasiasi dan terimakasih kepada media dan masyarakat Indonesia yang mau berdiri bersama pihaknya dalam hal menyuarakan keadilan.

Menurut jurnalis Tempo Raymundus Rikang, dalam perang ini banyak disinformasi yang terjadi, sehingga diperlukan konfirmasi langsung, mencari kebenaran tentang perang yang sedang terjadi ini.

Dia menyampaikan Tempo mengirim wartawan ke lokasi perang sebagai clearing house of informations atau rumah penjernih informasi, untuk menjernihkan informasi yang beredar tentang perang Ukraina- ini.

“Tugas jurnalime sendiri untuk mencari kebenaran dan fungsi media sebagai clearing house of informations atau rumah penjernih informasi sehingga kita menjadi saksi mata apa yang sebenarnya terjadi di medan konflik,” kata Rikang.

Dalam bertugas, lanjut dia, jurnalis sendiri harus berpegang pada objektifktas, dan narasi pemberitaan yang dibuatnya difokuskan pada resolusi konflik untuk bagaimana perang segera berakhir dan perdamaian terwujud.

Rikang menambahkan, keberpihakan media itu sendiri dalam pemberitaan konflik atau perang difokuskan pada isu kemanusiaan universal, memberi kesaksian pada publik, dan merefleksikan pada nilai-nilai kebajikan publik, bertumpu pada perdamaian dan keadilan.

Menguatkan apa yang disampaikan Rikang, Wartawan Kompas Kris Mada mendorong peliputan yang berfokus pada isu kemanusiaan dan resolusi perdamaian saat sedang bertugas di medan perang.

Dia juga berbagi tips bagimana narasumber dapat diajak bicara atau menceritakan fakta dan informasi yang diperlukan saat sedang bertugad di daerah konflik.

Sementara jurnalis TVRI, Teungku Fajri Sabri menyampaikan seorang jurnalis harus mempunyai mental yang kuat pada saat meliput ke medan perang seperti ini.

“Kita nggak akan tahu apa yang akan kejadian ataupun juga apa yang akan terjadi di sana, pada saat kita ngereport, kita harus mempersiapkan mental kita,” ujarnya.

“Dari hasil peliputan ini, kami berusaha mendorong resolusi damai. Memberikan orang pandangan dalam perspektif humanity. Bahwa yang dikorbankan ini banyak orang sipil, dan jutaan orang harus diselamatkan. Ini adalah misi global yang dibawa oleh media Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden RI,” pungkas Fajri.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.