Kajian Tafsir Surah At-Taghabun Ayat 14

yakhsyallah mansur

 Oleh: K.H. Yakhsyallah Mansur, MA (Imaamul Muslimin)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya; Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS At-Taghabun 14).

Penjelasan Surah At-Taghabun Ayat 13

Bagaimana sikap kita apabila menghadapi musibah, agar musibah itu terasa ringan karena memang musibah adalah sebuah kepastian. Tidak mungkin kita hindari bahwa musibah mempunyai tiga karakter.

Pertama, musibah adalah sebuah kepastian yang tidak mungkin orang hidup akan terhindar dari musibah.

Kedua, musibah itu mesti berat kalau ringan namanya bukan musibah, musibah yang begini ini musibah yang harus kita terima dengan sabar.

Ketiga, walaupun berat tetapi itu mesti masih dalam kekuatan kita menerimanya, tidak mungkin musibah yang diberikan oleh Allah kepada kita, kita tidak kuat menerimanya karena Allah tidak mungkin membebankan kepada hamba-Nya sesuatu di luar kemampuan hamba-Nya.

Lanjut Penjelasan Surat At-Taghabun Ayat 14

Jadi inilah para ikhwan sebagian dari cobaan manusia yang bersumber dari dalam para ahli tafsir bahwasanya ayat ini diturunkan karena reaksi jawaban terhadap orang-orang  yang tidak berhijrah ketika fatul Makkah.

Orang-orang yang tidak berhijrah melihat orang-orang berhijrah bersama Rasululllah kembali ke Makkah dengan perkembangan yang sangat dasyat terutama dalam ilmu dan ibadah.

Kemudian orang-orang yang tetap di Makkah merasa menyesal dan mereka berpikir kenapa tidak berhijrah? Ternyata mereka tidak berhijrah itu karena dihalang-halangi tidak diperbolehkan istri dan juga anak-anaknya. Mereka enggan mengikuti suami atau istri/ mengikut Ayah mereka yang telah masuk Islam, dan ikut hijrah ke Madinah. Mereka tidak mau, karena merasa berat meninggalkan harta benda yang ada di Makkah dan merasa tidak mampu menempuh perjalanan dari Makkah ke Madinah yang memang tidak ringan.

Apalagi di Madina mereka merasa tidak ada harapan, sama sekali tidak membayangkan mereka bisa hidup nantinya di Madinah.

Namun ketika orang-orang itu melihat teman-temannya yang ikut hijrah itu kembali, ternyata mempunyai ilmu dan akidah melebih  mereka, maka mereka menyalahkan istri dan anak-anaknya.

Kemudian mereka mempunyai maksud untuk menghukum istri-istri dan anak-anaknya yang menghalang-halangi hijrah, terlepas apakah itu terjadi pada Fatul Makkah namun yang jelas orang-orang Makkah yang muslim merasa tertinggal jauh dari berbagai aspek keagamaan atau dalam aspek ke Islaman dari orang-orang yang telah hijrah ke Madinah.

Setelah berpikir karena gara-gara Istri dan anaknya mereka tidak ikut ke Madinah, mereja bermaksud menghukum istri dan anaknya dengan memukuli, maka kemudian Allah mengingatkan dalam Surah At-Taghabun Ayat 13.

Memang betul sebagian bukan seluruhnya anak-anak kamu itu ada yang menjadi musuh tetapi menghadapinya jangan seperti musuh yang menghambat agama dari orang-orang yang lain agama. Kemudian bertindak kasar dan keras itu tidak boleh. Musuh dalam definisi para ulama merupakan apabila ada sesuatu keinginan seorang menghalang-halangi kita atau seorang itu nama musuh.

Prinsip Dasar

Berhati-hati dalam menghadapi istri dan anak. Allah menyatakan bahwasanya seorang mempunyai musuh maka Allah memberikan ketentuan hati-hati terhadap istri dan anak mu. Abdur Rahman Ibnu Zait menjelaskan awas atau berhati-hatilah atas godaan istri dan anak terhadap agama-Mu.

Apa yang harus dilakukan apabila mereka memang betul-betul menjadi musuh kita? Inilah Allah memberikan ketentuan ada tiga hal;

Pertama, memaafkan kesalahan-kesalahan mereka.

Kedua, tidak memarahi, menyayangi dan jangan bertidak kasar.

Ketiga, mengampuni mereka.(A/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

 

 

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.