Kapten IDF Akui Bunuh Rekan-rekannya dengan Dalih “Protokol Hannibal”

Tentara Zionis menangis karena prostasi yang dialami saat perang di Gaza (Foto: MEMO)

, MINA – Kapten tentara pendudukan Israel, Kapten Bar Zonshin, mengaku menerapkan “Protokol Hannibal” terhadap rekan-rekannya sendiri sesama tentara Israel di Gaza.

“Protokol Hannibal adalah aturan dalam ketentaraan Israel yang membenarkan tindakan pembunuhan terhadap prajurit atau warga Israel yang ditahan atau disandera oleh musuh,” kata Kapten Bar Zonshin saat berbicara kepada Channel 13 TV Ibrani, dikutip MINA, Ahad (31/3).

Dalam kasus serangan Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan PejuangPerlawanan Hamas, jumlah 1.200 korban di pihak Israel terindikasi memang disebabkan lebih banyak oleh aksi protokol Hannibal ini.

Kapten Zonshin menjelaskan, menurutnya lebih baik menghentikan aksi penculikan dengan kemungkinan menembak sendiri tentara Israel yang ditangkap Hamas.

“Pengakuan Kapten Zonshin yang menargetkan tahanan Israel membenarkan informasi yang tersebar bahwa pasukan Israel menargetkan warga sipil mereka dan tentara IDF (yang tertangkap Hamas) pada 7 Oktober lalu,” tulis ulasan Khaberni.

Zonshin merinci, dia dan pasukannya melihat dua mobil pada tanggal 7 Oktober, dan ada banyak orang di dalam kabin kedua kendaraan tersebut.

Dia menjelaskan kalau dia tidak tahu apakah orang-orang yang berada di kabin mobil itu masih hidup atau sudah meninggal.

“Jadi dia memutuskan untuk menyerang kedua kendaraan tersebut,” tulis laporan tersebut.

Menanggapi pertanyaan Channel 13 tersebut yang bertanya, “Ada kemungkinan Anda membunuh tentara Anda sendiri?”, kapten tentara pendudukan itu menjawab: “Hal itu mungkin terjadi.”

Meski begitu, dia menekankan kalau hal tersebut (menembaki tentara sendiri) adalah keputusan yang tepat.

“Menurut dia, lebih baik menghentikan aksi penculikan tersebut, dan dengan demikian perwira Israel itu mengakui bahwa dia mungkin telah membunuh tentaranya,” kata laporan tersebut.

Kapten Zonchin bersikeras kalau dia bertindak benar.

Dia tidak memastikan apakah keputusan ini merupakan perintah dari IDF untuk menerapkan Protokol Hannibal, tetapi dia menjelaskan kalau banyak langkah operasional yang harus diambil dalam hal ini.

“Keputusan harus diambil, termasuk menginspeksi dan menembak. Dan jika seorang prajurit teridentifikasi (tertangkap musuh), ini (protokol hannibal) harus dilakukan,” tambah laporan tersebut mengutip keterangan sang perwira IDF.

Protokol Hannibal menetapkan,  penggunaan senjata berat dapat digunakan ketika seorang Israel ditangkap untuk mencegah para penculik meninggalkan lokasi kejadian, bahkan jika hal itu menimbulkan bahaya bagi tawanan tersebut.

Media Ibrani melaporkan kalau tentara pendudukan Israel menerapkan Protokol Hannibal selama berlangsungnya Operasi Banjir Al-Aqsa.

Hal ini memicu seruan untuk dilangsungkannya penyelidikan internal di kemiliteran Israel atas masalah tersebut. (T/R4/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.