Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Pakar Drone Hamas Yang Terbunuh Kecam “Keheningan” Tunisia

Rudi Hendrik - Sabtu, 18 November 2017 - 08:03 WIB

Sabtu, 18 November 2017 - 08:03 WIB

135 Views

Mohamed Zawahri, pakar drone Tunisia yang bekerja untuk Hamas Palestina. Ia dibunuh oleh agen Mossad di Sumba, Tunisia pada 15 Desember 2016. (Foto: The North Africa Post)

Mohamed Zawahri, pakar drone Tunisia yang bekerja untuk Hamas Palestina. Ia dibunuh oleh agen Mossad di Sumba, Tunisia pada 15 Desember 2016. (Foto: The North Africa Post)

Tunis, MINA – Keluarga anggota Hamas Palestina berwarga negara Tunisia, pakar drone, Insinyur Mohamed Zawahri,  menuntut keadilan dan mengecam pihak berwenang Tunisia, karena “keheningan”-nya, atas pembunuhan Zawahri.

Ia tewas setelah orang-orang bersenjata yang tidak dikenal menembak matinya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016.

Zawahri (49) adalah ahli drone yang telah bekerja untuk Hamas selama satu dekade.

Janda Majda Saleh pada hari Jumat (17/11) mengecam pihak berwenang Tuisia karena “keheningan” mereka yang besar atas kematian suaminya.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Sehari sebelumnya pada Kamis (16/11), pejabat senior Hamas mengatakan di Beirut, Lebanon, bahwa mata-mata Israel telah menggunakan paspor Bosnia untuk memasuki Tunisia dan membunuh Zawahri.

Sehari kemudian, Hamas mendesak pihak berwenang Tunisia merilis rincian penyelidikan pembunuhan tersebut.

“Saya ingin keadilan dilakukan untuk Mohamed Zawahri,” kata janda Zawahri, Majda Saleh, kepada stasiun radio Mosaique FM. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip MINA.

“Kami menyadari bahwa Israel berada di balik pembunuhannya, tapi pihak-pihak tertentu juga terlibat. Siapa mereka? Saya berharap pemerintah Tunisia tidak akan menutup (Zawahri) dan akan melanjutkan penyelidikan,” kata Majda.

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Namun, pihak berwenang Tunisia tidak segera memberi komentar.

Sementara saudara laki-laki Zawahri, Radhouene, menuding pihak berwenang “menghitung waktu” agar opini publik melupakan kasus tersebut.

Sebelumnya Pemerintah Israel mendapat kritik setelah agennya dilaporkan menggunakan paspor Inggris, Irlandia, Australia dan lainnya untuk membunuh seorang pemimpin Hamas di Uni Emirat Arab pada tahun 2010. (T/RI-1/P1)

 

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Breaking News
Breaking News
Palestina