Kemenperin Dorong Santri Jadi Enterpreneur Perbengkelan

Brebes, MINA – Kementerian Perindustrian () melalui Direktorat Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) mendorong penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan Pondok (Ponpes) melalui program Santripreneur.

“Diharapkan dengan program ini dapat menumbuhkan pionir-pionir wirausaha yang berasal dari , alumni santri ataupun masyarakat sekitar pondok pesantren,” kata Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Wibawaningsih di Brebes Jawa Tengah, Senin (1/4).

Menurutnya, pesantren merupakan merupakan wilayah pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama dan moralitas, namun juga pendidikan formal sampai dengan pendidikan kewirausahaan.

Selain itu pesantren memiliki peran sebagai Agent of Development yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dalam upaya mendorong santri menjadi ini Kemenperin memberikan bimbingan teknis dan fasilitas mesin atau peralatan perbengkelan kendaraan roda dua kepada para santri di Ponpes Al Hikmah Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes.

“Adanya unit pendidikan di SMK dalam naungan Ponpes Al Hikmah ini mendasari kami memberikan pembinaan di sektor perbengkelan roda dua. Santri di Ponpes ini sudah memiliki dasar dlam perbengkelan otomotif di mana selanjutnya kami berikan stimulus agar dapat menjadi wirausaha baru,” terang Gati saat membuka kegiatan bimbingan eknis dan fasilitas mesin atau peralatan perbengkelan kendaraan roda dua tersebut.

Bimbingan teknis yang diikuti 20 peserta merupakan santri yang berasal dari pondok pesantren di mana diharapkan dapat menjadi wirausaha yang mendiri dan menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju berkembang dalam beriwirausaha.

“Para sanri akan dilatih selama lima hari mulai tanggal 1 hingga tanggal 5 April ini terkait skill perbengkelan roda dua serta kewirausahaan,” kata Gati.

Selanjutnya, bantuan fasilitas mesin peralatan diberikan kepada Ponpes Al Hikmah dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi Ponpes sebagai unit bisnis yang baru di Ponpes. Bantuan tersebut diantaranya berupa Kompresor, Scanner Injection, Charger Accu, Mesin Nitrogen, Genset, Bike Lift, Mesin pembuka ban dan Tool set drawer masing-masing dua unit.

Program Santripreneur digalakkan Ditjen IKMA, saat ini telah ada 20 Ponpes mendapat program selama periode 2013 hingga 2018. dengan lebih dari 3.000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Bimbingan meliputi pelatihan teknis produksi dan fasilitasi peralatan di bidang perbengkelan roda dua, las, konveksi, kerajinan, pengolahan roti, pengolahan kopi, daur ulang sampah, produksi garam yodium, pengolahan air minum, dan produksi pupuk organik,” ungkap Gati.

Perlu diketahui, berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014 – 2015, jumlah Ponpes di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total jumlah santri sekitar 4.028.660 santri. Dari total jumlah Ponpes tersebut sekitar 23.331 Ponpes atau 80 persen di antaranya tersebar di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

Dengan jumlah ponpes dan santrinya yang sebesar itu, merupakan potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan ponpes. (L/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.