PALESTINA: SERANGAN KE AL-AQSHA LANGKAH AWAL PEMBAGIAN TEMPAT IBADAH

Jamaah Muslimin Palestina terpaksa menunaikan shalat shubuh berjamaah di luar salah satu pintu gerbang Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds Palestina, setelah tentara Israel melarang memasukinya. (Foto Eksklusif: Al-Aqsa Foundation)
Jamaah Muslimin terpaksa menunaikan shalat shubuh berjamaah di luar salah satu pintu gerbang Masjid , Kota Palestina, setelah tentara melarang memasukinya. (Foto Eksklusif: Al-Aqsa Foundation)

Ramallah, 2 Dzulhijjah 1435/26 September 2014 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, serangan berulang pemukim ilegal ekstremis ke Masjid Al-Aqsha merupakan awal usaha Israel untuk mengelola pembagian waktu dan tempat ibadah masjid bagi umat dan Yahudi.

Kementerian mengutuk Otoritas Israel yang memberikan dukungan berkelanjutan dan membiayai serangan tersebut – oleh pemukim, polisi atau rabi Yahudi – yang telah terasa meningkat baru-baru ini, Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

Kementerian itu mengutuk serangan pemukim ekstremis Yahudi pada Rabu pagi di dalam lingkungan Masjid Al-Aqsha, di mana mereka menghancurkan beberapa jendela kaca masjid.

Para pemukim ilegal ekstremis Yahudi yang dipimpin Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Yitzhak Aharonovich, juga melakukan ritual provokatif dan menyerang banyak jamaah Muslimin, melukai 15 dari mereka.

Kementerian itu juga mengutuk panggilan yang dibuat Komite Dalam Negeri Parlemen (Knesset) Israel untuk memfasilitasi serangan pemukim ekstrimis Yahudi ke masjid dan menyediakan  perlindungan yang diperlukan.

Polisi Israel berjaga ketat di semua gerbang kompleks Masjid Al-Aqsha dan memberlakukan pembatasan terhadap masuknya jamaah Muslim menjelang perayaan Tahun Baru Yahudi pekan ini.

Seorang wartawan Ma’an News di Kota Al-Quds mengatakan, polisi Israel menolak Muslimin Palestina berusia di bawah 45 tahun dan dan semua Muslimah memasuki masjid.

Hampir setiap hari serangan para pemukim ekstrimis Yahudi dengan pengawalan ketat polisi khusus Israel dilakukan ke Masjid Al-Aqsha, dalam upaya untuk membagi waktu ibadah antara Muslim dan Yahudi di dalamnya, sebelum pembagian tempat sebagaimana kasus Masjid Al-Haram Ibrahimi di Hebron.

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Temple Mount,” mengklaim lingkungan itu adalah tempat dua sinagog Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Israel menduduki Al-Quds, di mana Masjid Al-Aqsha berada, selama Perang Timur Tengah 1967. Israel kemudian berhasil menganeksasi kota Al-Quds pada 1980, mengklaim sendiri kota suci itu sebagai ibukota negara Yahudi.

Kementerian Luar Negeri Palestina menekankan, pengerahan segala upaya untuk memobilisasi kecaman regional dan internasional yang luas dari rencana Israel untuk membagi masjid dan meminta penyediaan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka.(T/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0