Kesuksesan yang Sesungguhnya, Terhindar Dari Neraka

Oleh : , Aktivis Syubban Fatayat Garut, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Persatuan Islam Garut, Jabar

Siapa sih orang yang tidak ingin sukses, pasti semua manusia ingin sukses, baik itu dalam urusan dunia atau pun akhirat.

berarti keberhasilan dan keberuntungan.

Kesuksesan itu sendiri tidak bisa diraih hanya dengan berdiam diri, menunggu kesuksesan itu datang sendiri. Tapi harus ada usaha serta doa.

Orang beranggapan, kesuksesan itu diibaratkan dengan memiliki banyak uang, mendapatkan gelar, menjadi kaya, dan seterusnya.  Padahal kesuksesan sesungguhnya itu adalah manakala kita selamat di dunia maupun di akhirat.

Berkaitan dengan hal ini, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Kesuksesan itu bukanlah saat dirimu berhasil mendapatkan segelintir dari dunia. Akan tetapi kesuksesan yang sesungguhnya ialah saat dirimu berhasil dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.” (Syarh Shahih al-Bukhari, 8/289).

Itulah yang ditegaskan di dalam Al-Quran pentingnya menjaga diri dan keluarga dari api neraka, agar sukes dunia akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka……” (QS At-Tahrim/66 : 6).

Pada ayat ini Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka, dengan cara taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Dengan kata lain menjaga kepada Allah, itulah kunci sukses selamat dunia akhirat.

Maka, tidak ada yang selamat dari neraka kecuali orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan menjauhi segala yang dilarang-Nya, dengan penuh rasa takut dan rasa harap.

Allah menyebutkan pada ayat :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS Ali ‘Imran/3: 102).

Takwa di sini, secara bahasa berasalah dari kata “waqa” yang berarti menjaga, memelihara, dan melindungi.

Sedangkan menurut syariat takwa bermakna, menjaga diri dari murka dan siksa Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya secara lahir dan batin.

Ayat ini menyerukan kepada orang-orang beriman agar bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa.

Takwa dalam arti secara umum :

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ

Artinya: “Yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya”.

Ibnu Murdawaih meriwayatkan hadits dari jalur Abdullah bin Mas’ud yang menyebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca firman Allah: “bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya” (Ali Imran: 102). Lalu beliau bersabda tentang takwa yaitu :

أنْ يُطاعَ فَلا يُعْصى، ويُذْكَرَ فَلا يُنْسى، ويُشْكَرَ فَلا يُكْفَرَ

Artinya: “Allah itu untuk dipatuhi dan tidak untuk dilanggar, untuk diingat dan tidak untuk dilupakan, untuk disyukuri dan tidak untuk diingkari”.

Hal ini menunjukkan, bukti ketakwaan kepada Allah adalah menaati Allah dengan tidak mendurhakai-Nya, mengingat Allah dengan tidak melupakan-Nya, serta mensyukuri nikmat Allah dengan tidak mengingkarinya, sampai batas akhir kemampuan, sampai mati menghadap Allah dalam keadaan Muslim, berserah diri kepada Allah dengan tetap memeluk agama yang diridhai-Nya yaitu agama Islam.

Karena tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka kita sebagai orang beriman harus terus berusaha sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah.

(sumber : https://minanews.net/khutbah-jumat-menjaga-takwa-dengan-sebenar-benar-takwa/

Begitulah, dengan takwa, seseorang akan memperoleh segala kebaikan dunia dan akhirat.

Dengan takwa pula bisa mengantarkan seseorang kepada derajat kemuliaan yang tinggi di sisi Allah.

Karena itu, takwa harus menjadi tujuan akhir, ultimate goal, cita-cita tertinggi bagi seorang hamba Allah. (A/fit/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.