Bangui, 30 Muharram 1438/31 Oktober 2016 (MINA) – Konflik kekerasan terbaru yang terjadi di Republik Afrika Tengah (CAR) membuat 20.000 warga terlantar di basis PBB demi mencari keselamatan.
Ketegangan di kota Kaga Bandero, CAR utara, telah meningkat sedemikian rupa, membuat para pekerja kemanusiaan menunda upaya bantuan ke daerah tersebut, menyebabkan ribuan warga rentan kondisinya.
“Ketidakamanan membuat kerja mitra kemanusiaan lebih sulit mendapat akses ke penduduk yang rentan karena persempitan ruang kemanusiaan,” kata Yaye Nabo Sene, juru bicara di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di ibukota Bangui, kepada Al Jazeera pada Ahad yang dikutip MINA.
Penarikan Program Pangan Dunia (WFP) karena alasan keamanan yang akan berdampak ketergantungan pada pasokan pangan untuk sekitar 120.000 orang, dan 35.000 orang lain yang tinggal di kamp-kamp pengungsi (IDP) sekitar.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Kota Kaga Bandero mengalami serentetan serangan oleh kelompok bersenjata sejak September lalu.
Kepergian pekerja kemanusiaan mengikuti serangkaian insiden, termasuk perampokan bersenjata. PBB mengatakan, antara 9-16 September, lebih dari 16 pelanggaran keamanan yang tercatat.
Rumah telah dihancurkan dan tiga lokasi untuk pengungsi telah diserang, memaksa warga sipil untuk mencari bantuan di basis misi stabilisasi PBB (MINUSCA).
Setidaknya 65 orang telah tewas selama empat pekan terakhir dalam kekerasan di bagian barat, timur dan tengah negara itu.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pekan lalu, 25 orang tewas dalam dua hari kekerasan di dan sekitar kota Bambari.
Pada awal bulan ini, 40 orang tewas ketika kota Kaga Bandero diserang, yang diduga dilakukan oleh mantan anggota militan Seleka. PBB menghadang serangan yang menewaskan 12 gerilyawan. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza