PERLINDUNGAN ANAK-ANAK PRIORITAS UTAMA KONFLIK SURIAH

Utusan tetap Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari (foto: Sana)
Utusan tetap Suriah untuk , Bashar al-Jaafari (foto: Sana)

Washington, 14 Dhulqadah 1435/9 Sepember 2014 (MINA) – Utusan tetap Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari mengatakan, semua pihak harus mengutamakan perlindungan terhadap dalam sebuah di suatu daerah.

Sejak awal krisis di Suriah, anak-anak telah menjadi korban konflik. Padahal mereka harus diselamatkan demi meneruskan perjuangan dan pembangunan bangsa,” kata al-Jaafari di pidato pada sidang Dewan Keamanan PBB berjudul “Anak-anak dalam konflik bersenjata”, Senin.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pemerintah Suriah telah mengeluarkan keputusan pada 6 Mei 2013 lalu, bertujuan menghindari segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak Suriah termasuk kekerasan seks dan pembunuhan. Kantor berita Sana melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islam News Agency (MINA).

Sementara itu, Perdana Menteri Suriah Wael al-Halaqi mengatakan bahwa prioritas pemerintah baru memulihkan keamanan dan stabilitas untuk semua wilayah Suriah melalui program rekonstruksi dan pembangunan yang komprehensif.

Dalam sebuah wawancara yang diberikan kepada TV Suriah Ahad malam, Al-Halaqi mengatakan, pemerintah juga akan bekerja pada peningkatan standar hidup bagi warga, penyediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari, mencegah monopoli, dan menjamin aliran barang ke pasar lokal dengan harga yang sesuai.

Al-Halaqi menekankan, pemerintah akan melanjutkan langkah-langkah rekonsiliasi nasional. Rekonsiliasi membutuhkan kerjasama dari semua pihak; pejabat, sipil, dan tokoh agama untuk menjamin kelangsungan pelaksanaaan rekonstruksi.

Dia juga menekankan pentingnya menangani masalah pengungsi, menyediakan pusat perumahan darurat di semua area dan kompensasi untuk kerusakan akibat perang. “Pemerintah akan bekerja untuk mendukung sektor publik di samping sektor pertanian dan industri dan proyek-proyek mikro dan menengah,” katanya.

Di tempat lain, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, AS tidak serius dalam membantu menyelesaikan konflik di Suriah. “Memang, membangun kembali sebuah negara pasca konflik sangat membutuhkan kerja sama internasional. Oleh karena itu, AS harus ikut bekerja membangun kembali Suriah,” katanya.

Dia menyoroti AS yang mengirimkan pasukannya ke Irak. Memang, di negara itu, Amerika memiliki ladang minyak yang mereka kelola. Jika AS ingin membantu membangun keamanan di Timur Tengah, tentunya tidak hanya Irak saja, Suriah juga perlu keamanan. (T/R03/R11)

Mi’raj Islam News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0