KPAI Apresiasi Masyarakat Pelapor Kasus Cyber Pornografi

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (), Asrorun Ni’am dan Operasi Direktur Tiga Serangkai, Gatot Wahyudi saat Press Conference di kantor KPAI, Jakarta, Jum’at (24/2). (Foto: Risma MINA)

Jakarta, 25 Jumadil Akhir 1438/24 Maret 2017 (MINA) – Komusi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi peran masyarakat yang berani melaporkan kasus pada grup Facebook “Officil Loli Candy’s Group” sehingga dapat ditangani.

“Kami juga meminta Polda Metro Jaya untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan secara menyeluruh hingga ke akar-akarnya siapa saja anggota group dan korban-korbannya, serta jaringannya,” kata Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh dalam keterangan pers yang diterima MINA.

Selain itu, tambahnya, kami juga meminta aparat penegak hukum menerapkan pemberatan hukuman sebagaimana Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Perlindungan Anak pasal 81 mengingat korban kejahatan ini Iebih deri satu orang dan diduga ratusan hingga ribuan.

Pekan lalu, sebuah jaringan bernama Official Loli Candy’s 18+ dengan lebih 7.000 anggota di Facebook diungkap kepolisian karena membahas, mengoleksi ratusan foto dan video pornografi anak. Dari kasus ini polisi menangkap empat pengelola dan satu anggota grup rahasia tersebut.

Menurut pelapor, Risrona Talenta Simorangkir (29), mereka yang ada di dalam grup berbicara tentang bagaimana bisa mendekati dan mengajak anak supaya mau berhubungan seks dengan mereka, bagaimana supaya anak tidak mengadu pada orang tua, dan bagaimana supaya anak tidak pendarahan (sewaktu melakukan hubungan).

“Ada satu orang berbicara tentang sudah berapa banyak korbannya dan bagaimana dia melakukannya pada keponakan. Ngeri mbak,” katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska.

Polisi mengatakan mereka menemukan 400 video dan 100 foto serta percaya jumlah itu bisa bertambah. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan mereka juga masih mendalami kemungkinan keterlibatan jaringan internasional.

Para anggota di dalam grup Facebook Candy tidak mengunggah foto dan video langsung dalam grup kata Risrona tapi menggunakan tautan yang harus diunduh terlebih dahulu.

Menurut Mindset Programing Hipnoterapi, Mutya Dewi, sendiri sebenarnya dapat disembuhkan dengan memprogram ulang mindset pelaku tersebut.

“Alhamdulillah bisa sembuh, tapi memerluka waktu yang cukup lama. Kalau berbicara masalah pedofil, ini akan berbicara masalah kepuasan dan kenikmatan, seperti halnya narkoba yang memiliki sifat nyandu. Paling cepat sekitar tiga bulang sampai setahun, tergantung apa penyebabnya,” ujarnya saat dihubungi Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Untuk latarnya belakangnya sendiri, tambahnya, biasanya pelaku ini memiliki trauma masa kecil, fantasi sex, kecenderungan film pornografi, dan lingkungan sekitar.

“Termasuk peran keluarga, ini bukan karena kurangnya perhatian, melainkan menyangkut pelepasan hasrat sex,” tandasnya. (L/R09/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.