KURIKULUM 2013 DIHARAPKAN JADIKAN SISWA BERAKHLAK

Kepala-Sekolah-MA-Alfatah
Kepala-Sekolah-MA-Alfatah
M.Nurhamid, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Al-Fatah Cileungsi, Bogor. (foto:mirajnews)

Bogor, 14 Dzulqa’dah 1435/9 September 2014 (MINA) – Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Muhammad Nurhamid mengatakan, Kurikulum 2013 akan lebih baik jika hasil pendidikannya menciptakan siswa lebih berakhlak.

“Kami berharap Kurikulum baru ini tidak hanya membuat siswa berkarakter, tetapi juga bisa memiliki aqidah dan akhlak yang kuat,” kata Nurhamid saat ditemui wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa sore (9/9).

Dia mengatakan, sebagian buku ajar Kurikulum 2013 sudah diterima oleh , walau hanya untuk pelajaran Agama saja.

Nurhamid menjelaskan, MA Al-Fatah baru menerima buku Aqidah Akhlaq, Al-Qur’an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam, namun baru untuk kelas 10 MA.

“Untuk pelajaran umum kami belum menerima buku ajarnya, karena belum ada kejelasan mengenai pengambilan buku ajar tersebut,” tambahnya.

MA Al-Fatah menerapkan perpaduan Kurikulum 2013 (Kemenag dan Kemendikbud), Muatan Pesantren plus Tahfidz Al-Quran.

Lulusan Al-Fatah banyak diterima di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, di antaranya di Al-Azhar Kairo, Sudan, dan Universitas Islam Gaza Palestina.

Di antara alumni Al-Fatah, binaan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) adalah Muhammad Husein, relawan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, yang menikah dengan muslimah setempat.

Beberapa alumninya yang sudah hafidz Al-Quran, kini juga mengajar Tahfidz Al-Quran di Sekolah Menengah Imtiaz Melaka, Malaysia.

Sementara itu, Kementerian Agama Republik Indonesia, melalui Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Pendidikan Madrasah Kidup Supriyadi mengatakan, materi kurikulum 2013 bisa di unduh di laman kemendiknas oleh sekolah masing-masing. Mengenai ongkos cetak bisa diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Siswa.

Buku ajar kurikulum 2013 yang dibawah Kemenag meliputi Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu; Al-Qur’an Hadits, , Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

Sementara itu, kata Supriyadi pemerintah sudah mengalokasikan dana 300 miliar rupiah untuk pengadaan buku ajar. Dana tersebut kemudian dibagikan kepada masing-masing provinsi, jumlah yang diterima tidak sama, tergantung jumlah sekolah madrasah yang ada di provinsi tersebut.

Dana alokasi oleh pemerintah langsung disalurkan kepada sekolah madrasah negeri, namun untuk madrasah swasta dananya tidak langsung diberikan, akan tetapi disalurkan di Kanwil kemenag masing-masing.

Proses pengadaan Buku Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dilakukan dengan e-katalog dan dilaksanakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) Melalui Kontrak Payung.

Adapun pengadaan Buku Mapel Umum di Madrasah dilakukan dengan Mengikuti Mekanisme yang ditetapkan oleh Kemendikbud. (L/P008/P006/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Nidiya Fitriyah

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0