Srinagar, MINA – Melawan teror serangan memotong rambut kepang yang banyak dialami oleh wanita India, demonstrasi besar-besaran warga banyak terjadi di berbagai wilayah Kashmir.
Warga memprotes kepolisian India yang hingga dua bulan terakhir gagal menangkap pelaku penyerangan.
Aksi protes warga sering kali berujung bentrokan antara pemuda dan pasukan pemerintah, terutama hari Jumat (13/10) ketika warga serentak melakukan protes di berbagai wilayah.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Para demonstran menuduh pemerintah gagal untuk menangani “masalah serius”. Demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Untuk mencegah dan meredam aksi protes yang banyak dilakukan oleh kalangan mahasiswa dan pelajar, pemerintah menutup semua institusi pendidikan selama dua hari berturut-turut sejak Jumat.
Pihak berwenang pun melarang shalat Jumat di Masjid Jamia Srinagar yang bersejarah untuk ketiga kalinya sacara berturut-turut.
Sebelumnya, seruan demonstrasi dikeluarkan oleh para pemimpin kemerdekaan Kashmir yang terdiri dari Syed Ali Geelani, Mirwaiz Umar Farooq dan Muhammad Yasin Malik.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Polisi membangun pos-pos pemberhentian dan pemeriksaan di beberapa area Srinagar, ibu kota Negara Bagian Jammu dan Kashmir.
Dengan memakai peralatan anti huru hara, polisi dan personel Polisi Cadangan Pusat terlihat berpatroli di dalam kota, sementara jalan utama diblokir dengan kawat berduri.
Seorang pejabat senior kepolisian mengatakan bahwa sudah lebih 1.500 insiden serangan pemotongan rambut kepang tanpa ada pelaku yang berhasil ditangkap. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia