Lima Tempat Wisata Alam dan Religi di Medan

Masjid Raya Al-Mashun Medan.(Foto: istimewa)

Dijuluki sebagai “Paris Van Sumatra”, kota memang memiliki banyak sekali bangunan bernuansa Eropa. Meski pembangunan di kota ini sangat masif, tetapi tidak menghilangkan unsur keaslian nuansa ala zaman Belanda. Sekilas melihatnya saja, para pelancong  akan betah berlama-lama berada di kota ini.

Kota Medan juga menjadi kota multikultural yang ramah bagi beragam etnik dan agama. Kerukunan umat beragama di kota ini terjaga cukup harmonis.

Tak hanya dari segi arsitektur dan keragaman masyarakatnya, kota Medan juga memiliki beberapa wisata yang terbilang murah buat dikunjungi. Meski katanya biaya hidup di Medan mahal, faktanya kota ini punya beberapa tempat wisata menarik yang murah, bahkan bisa dibilang gratis.

Nah, bagi pelancong warga luar Medan jangan lupakan syarat masuk medan bila ingin liburan ke lima tempat berikut sebagaimana disarikan dari berbagai sumber, khususnya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Pariwisata Kota Medan :

  1. Kampung Kongsi

Kampung Kongsi yang ada di Medan dijuluki sebagai kampung selfie. Tak heran, banyak sekali spot foto menarik yang disediakan di sini. Konsep wisatanya mirip dengan Kampung Warna Warni Jodipan yang ada di Malang. Kesamaan konsepnya adalah dari ide mengubah permukiman kumuh dengan gang sempit menjadi suatu tempat yang indah secara visual. Bedanya, kampung Kongsi jalannya rata dan tidak naik turun seperti yang ada di Malang.

Berbagai macam mural dilukis dari hasil tangan kreatif para warga setempat. Nah, salah satu yang paling ramai adalah spot foto yang ada di gang Kelurahan Aur. Tak hanya gambarnya yang indah, tetapi lorong gangnya terbilang mulus sehingga banyak yang memanfaatkan untuk berfoto ria.

Sebenarnya tidak ada biaya tiket masuk ke Kampung Kongsi, Warga setempat memang sengaja menggratiskan tiket masuknya agar wisatawan ramai dan membeli merchandise serta makanan yang dijajakan di kampung ini. Bagi yang ingin berkunjung, silahkan menuju Jalan Dr. Cipto, Medan Polonia, kota Medan, Sumatera Utara.

  1. Kampung India

Masyarakat minoritas India yang hidup di kota Medan mendirikan kampung wisata bernama ‘Little India’. Masyarakat setempat juga menyebut kampung ini sebagai Kampung Keling atau Madras. Meskipun ada kata ‘Little’ di dalam nama kampung ini, tetapi sebenarnya luas kampung Keling lumayan besar, yaitu kurang lebih 10 hektar.

Sebagai wisata penuh sejarah, Kampung India sendiri menyuguhkan pemandangan budaya yang benar-benar asli. Saat memasuki kampung ini, akan ada banyak sekali orang India mengenakan pakaian tradisional. Wanita mengenakan kain sari, sementara pria menggunakan sorban. Bila beruntung, ada juga pertunjukan tradisional khas India di tanggal tertentu. Bahkan, para pelancong juga boleh menyewa pakaian khas India di kampung ini.

  1. Penangkaran Buaya Asam Kumbang

Bagi para pecinta reptil, rasanya perlu buat kunjungi Penangkaran Buaya Asam Kumbang. Ini adalah penangkaran buaya yang terbesar di Indonesia. Dikatakan terbesar karena di dalamnya memang ada sekitar 3000 ekor buaya, dari yang berusia muda hingga berumur 40 tahun.

Pendiri Penangkaran Buaya Asam Kumbang sendiri adalah seorang chinese bermana Lo Than Mok. Pada tahun 1959, beliau mendirikan penangkaran ini di atas sebuah area berukuran dua hektar dengan telaga yang luas. Mulanya, jumlah anak buaya yang dirawat hanya ada 12. Seiring waktu, jumlah buaya yang dirawat mencapai 3.000 ekor.

Hal yang menjadi daya tarik tempat ini ada pada buaya tua berumur 60 tahun berukuran 6 meter. Meskipun terlihat ganas, tetapi tidak perlu takut karena Buaya Asam Kumbang yang ada di lokasi sudah disendirikan di tempat khusus.

  1. Istana Maimun

Meski sekarang Medan telah tumbuh sebagai kota yang futuristik nan sibuk, tetapi sebenarnya ada bagian unik yang masih tradisional di kota ini. Bagunan megah Istana Maimum menjadi penanda adanya kejayaan masa lampau.

Di Medan dulunya memang ada kesultanan Deli yang sempat berjaya. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Mahmud Al Rasyid Perkasa Alamsyah sebagai keturunan raja ke 9 di kesultanan Deli. Bisa dibilang bahwa bangunan dari Istana Maimun ini sendiri sudah berdiri ratusan tahun yang lalu, yaitu sekitar 120 tahun lebih. Tepatnya, bangunan ini berdiri pada tahun 1988.

Destinasi wisata yang terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Aur, Medan Maimun itu di luarnya sendiri ada lapangan rumput yang sangat luas sebagai tempat untuk beraktivitas masyarakat. Sementara untuk bagian dalam kerajaan ini sendiri didominasi oleh unsur kuning, serta ada tahta di tengah-tengah. Istana maimun menjadi semakin menarik karena interiornya berpadu dari unsur India, Spanyol hingga Italia.

  1. Masjid Raya Al-Mashun Medan

Masjid Raya Al-Mashun Medan dikenal sebagai salah satu bangunan yang menjadi ikon Ibukota Sumatera Utara. Dalam pembanguannya, Masjid ini diprakarsai oleh Sultan Makmun Al-Rasyid pada tahun 1906. Masjid Raya memiliki desain arsitektur unik perpaduan antara gaya India, Spanyol dan Timur Tengah.

Pada bagian beranda dan jendela berbentuk lengkungan merupakan adopsi dari desain bangunan Kerajaan Isam di Spanyol pada abad pertengahan. Sedangkan bagian kubah masjid berbentuk patah-patah dan bersegi delapan diadopsi dari gaya Turki.

Terdapat Al-Quran tua yang ditulis tangan di masjid ini. Dipasang di depan pintu masuk jamaah laki-laki.

di Jalan Sisingamangaraja No 61 Kota Medan ini salah satu objek paling banyak dikunjungi. Kawasan masjid terbuka untuk umat lainnya. Namun pengunjung harus mengikuti aturan yang diberlakukan.

Memiliki ukuran bangunan yang luas, Masjid Raya bisa menampung hingga 1.500 jamaah. Nah, tidak jauh dari lokasi Masjid terdapat Istana Maimun yang bisa kamu kunjungi hanya dengan berjalan kaki.

Tentu masih ada banyak sekali tempat wisata alam dan religi gratis yang ada di Medan. Lima tempat ini bisa dijadikan referensi bila ingin mencoba wisata murah di kota ini. Segera pesan tiket pesawat sekarang juga, booking tanggalnya agar kebagian jadwal terbang. Tak perlu takut terlambat ke lokasi karena sekarang sudah ada kereta api bandara atau Railink Medan. (AK/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.