MEDIA: WANITA PALING DIBURU DI PERANCIS ADA DI SURIAH

Pasangan Amedy Coulibaly dan Hayat Boumeddiene. (File Deredactie.be)
Pasangan Amedy Coulibaly dan Hayat Boumeddiene. (File Deredactie.be)

, 20 Rabi’ul Awwal 1436/11 Januari 2015 (MINA) – Wanita yang paling diburu oleh kepolisian di , Hayat Boumeddiene, menurut laporan media, telah berada di sejak sebelum terjadinya serangan mematikan di Paris.

Laporan harian Perancis Le Monde, Le Figaro dan media Perancis lainnya menyebutkan pada Sabtu (10/1), Boumeddiene telah berada di Suriah sejak 2 Januari lalu, di mana sebelumnya dia dilaporkan diduga turut dalam penyanderaan di supermarket halal di Paris pada Jumat (9/1).

Boumeddiene adalah istri Amedy Coulibaly yang telah membunuh empat sanderanya di supermarket sebelum akhirnya tewas dalam serbuan aparat polisi, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Ahad.

Mengutip dari sumber kepolisian, media melaporkan, Boumeddiene yang dicari oleh otoritas Perancis karena menjadi kaki tangan dalam serangan terakhir yang menewaskan 17 orang, telah meninggalkan Perancis pada hari kedua Januari melalui Madrid dan Istanbul, tiba di Suriah pada tanggal 8 Januari.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Perancis, Pierre Henry Brandet, tidak menjawab panggilan telepon untuk konfirmasi lebih detail.

Menurut pihak berwenang, tiga orang bersenjata yang diduga terlibat dalam serangan teror terburuk Perancis dalam beberapa dekade terakhir, tewas pada Jumat di saat pasukan keamanan mengakhiri kebuntuan dua penyanderaan di lokasi yang berbeda.

“Said Kouachi, 34 tahun, Cherif Kouachi, 32 tahun, dan Amedy Coulibaly, 32 tahun, tewas dalam dua operasi,” kata Jaksa Paris Francois Mollins dalam konferensi pers di kota, Jumat.

Menurut harian Perancis Le Monde, Jaksa Mollins mengatakan, Boumeddiene berusia 26 tahun dan pernah bekerja sebagai kasir. Dia diduga membantu merencanakan serangan mematikan di negara itu.

Jaksa Paris menegaskan laporan media, Kouachi bersaudara dan Coulibaly adalah rekan. Dari pemeriksaan percakapan telepon tersangka mengungkapkan, istri Cherif, Izzana Hamyd, melakukan lebih 500 panggilan pada tahun 2014 kepada Boumeddiene.

Mollins mengatakan, angka menunjukkan “hubungan konsisten dan berkelanjutan antara kedua pasangan”.

Pada Jumat, polisi menerbitkan foto-foto Coulibaly dan Boumediene sehubungan dengan pembunuhan polisi 27 tahun, Clarissa Jean-Philipp di Montrouge sehari sebelumnya.

Boumeddiene kemudian digambarkan sebagai orang yang bersenjata dan berbahaya. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0