Menag Dukung Pengembangan Prodi Ekonomi Syariah IPB

Jakarta, MINA – Perekonomian syariah sudah saatnya bangkit dan terus dikenalkan kepada masyarakat Indonesia. Pasalnya, sistem ekonomi tersebut berlandaskan nilai Islam yang sangat bermanfaat terhadap umat muslim.

Menteri Agama Fahrul Razi mengatakan, apabila sekiranya keuangan syariah jauh dari ekspektasi maka sangat disayangkan. Perlu ada upaya dari seluruh pihak, untuk mengkampanyekan ekonomi syariah. Termasuk perguruan tinggi seperti University.

“Terutama dari lembaga pendidikan yang berkewajiban melakukan kampanye ini (ekonomi syariah). Sudah banyak Kampus Islam di Indonesia dan ada prodinya juga, demikian juga IPB, tinggal diefektifkan saja. Begitu juga, perlu pengenalan sampai ke tingkat bawah baik SMP maupun SMA. Harus terus dikembangkan,” kata Fahrul Razi dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (29/5).

Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengatakan kampanye harus terus digelorakan melihat literasi keuangan di Indonesia dari sisi perekonomian syariah semakin maju.

“Dari sisi syariah (ekonomi) pada tahun 2016 sekitar 20 persen, sementara di tahun 2019 jadi 38 persen. Ini belum secara umum, artinya  secara suplicied harus ada peningkatan kampanye dari bank keuangan syariah,” bebernya.

Kedua perkonomian syariah harus mampu menciptakan inovasi skema-skema yang kompatibel, terhadap karakteristik usaha pertanian atau perikanan. Arif menegaskan, selama ini ada beberapa pembiayaan yang tidak bisa ditangani langsung oleh Bank Konvensional.

“Ini disebabkan oleh ketidakpastian, butuh gesperiate, lain halnya dengan perdagangan orang bisa membayar lewat cicilan tiap bulan. Sehingga, ini menjadi tantangan tersendiri bagi ekonomi syariah menciptakan skema adaptif yang kompatibel,” jelasnya.

Pengalamannya selama ini, penerapan ekonomi syariah jelas terlihat terutama pada level perekonomian Mikro, seperti di wilayah Kalimantan ada lembaga keuangan mikro yang mampu memberikan kredit dengan cicilan harian kepada nelayan.

“Ini tentunya sangat meringankan beban nelayan disana,” tegasnya.

Selain itu, dalam hal demandside atau sisi kemasyarakatan peluang ekonomi syariah cukup besar meskipun kondisi Indonesia belum maksimal, namun indeks keuangan syariah masih nomor satu.

“Meskipun islamic ekonomi indeks kita ke lima dari Malaysia, Bahrain karena itu menyangkut masalah ekonomi tidak hanya finance,” pungkasnya. (L/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.