SERANGAN ISRAEL RUSAK 100 BANGUNAN SEKOLAH

(Foto: NBC News)
(Foto: NBC News)

Gaza, 23 Ramadhan 1435/21 Juli 2014 (MINA) – Kementerian Pendidikan Gaza mengatakan,  100 bangunan akibat serangan udara Israel dan setengah juta siswa menderita “trauma” akibat serangan brutal itu.

Kementerian itu dalam laporannya menyebutkan, separuh dari seluruh korban di Jalur Gaza adalah anak-anak. Sampai hari Senin, jumlah korban anak-anak mencapai  2.385  orang, demikian dilaporkan Kantor Berita Palestina, Maan yang  dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Laporan tersebut menekankan, setengah juta anak-anak di Jalur Gaza menderita trauma akibat serangan udara Israel ke wilayah Gaza, yang sudah memasuki hari ke-14, Senin ini.

Fasilitasi pendidikan yang mengalami kerusakan meliputi bangunan sekoah taman kanak-kanak, sekolah dasar dan lembaga pendidikan tinggi.

Kementerian itu menuntut masyarakat internasional, PBB, dan lembaga-lembaga hak asasi manusia bertindak nyata dengan menghentikan serangan militer penjajah Israel dan para pemimpinnya harus bertanggung jawab atas kerusakan fasilitas pendidikan Palestina.

Kepala Rumah Sakit An-Nasr di Khan Younis, selatan Gaza, mengatakan pihaknya menerima kelebihan pasien sejak agresi Israel ke Jalur Gaza berlangsung sejak 14 hari yang lalu sehingga menyebabkan RS kekurangan obat-obatan.

Kekurangan pasokan medis itu juga diperparah oleh blokade tidak adil yang diberlakukan di Gaza sejak pertengahan 2007 lalu.

“Kami hidup di dalam blokade yang zalim ini sejak 7 tahun silam, di mana blokade semakin gencar pada tahun-tahun belakangan baik itu dari pihak Israel maupun dari pihak Mesir. Maka dari itu bantuan medis tidak bisa masuk ke Jalur Gaza kecuali sangat sedikit. Bahkan sejak sebelum terjadinya perang kami memang sudah kekurangan obat-obatan dan keperluan medis,” kata Dr. Atef Hout kepada koresponden MINA di Gaza, Ahad (20/7).

Atef menuturkan, RS An-Nasr  memiliki 263 ranjang. 100 ranjang di antaranya untuk  bagian operasi baik itu umum maupun spesialis. Sementara bagian penerimaan pasien memiliki 18 ranjang. Bagian ini menerima korban luka dari wilayah-wilayah selatan seperti perbatasan Rafah dan wilayah timur Gaza.

Dia melanjutkan, selama terjadinya pertempuran Israel-Palestina, RS itu telah menerima lebih dari 300 pasien. Setidaknya 24 di antaranya korban meninggal  dan sepertiga dari  para korban adalah wanita dan anak-anak yang belum menginjak usia 15 tahun.

“Secara umum kami memang menderita kekurangan bahan medis, namun yang saat ini sangat kami butuhkan adalah anti biotik yang mulai habis dan keperluan lainnya untuk kebutuhan perawatan intensif  dan kegiatan operasi,” tutur Atef. (T/P010/P04/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0