Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir, Ethiopia dan Sudan akan Sepakati Pengisian Bendungan Sungai Nil

Rudi Hendrik - Ahad, 28 Juni 2020 - 12:00 WIB

Ahad, 28 Juni 2020 - 12:00 WIB

14 Views

Addis Ababa, MINA – Pemerintah Mesir, Ethiopia dan Sudan akan menyetujui kesepakatan untuk mengisi bendungan raksasa Sungai Nil, Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD)  dalam dua hingga tiga pekan ke depan.

Konsensus ini tercapai pada Sabtu (27/6), sehari setelah para pemimpin ketiga negara dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang memimpin Uni Afrika mengadakan KTT online.

“Konsensus tercapai untuk menyelesaikan perjanjian #GERD dalam dua hingga tiga minggu,” kata Seleshi Bekele, Menteri Air, Irigasi, dan Energi Ethiopia dalam sebuah tweet, demikian dikutip dari Arab News.

Pemimpin Mesir, Sudan dan Ethiopia sebelumnya sepakat bahwa Ethiopia akan menahan diri untuk tidak mengisi bendungan hidroelektriknya yang baru di Blue Nile bulan depan dan kembali pada pembicaraan yang bertujuan mencapai kesepakatan tentang penggunaan air sungai, menurut pernyataan dari ketiga negara.

Baca Juga: Trinidad dan Tobago Umumkan Keadaan Darurat Pembunuhan

Sabtu pagi, Bekele mengkonfirmasi bahwa negara-negara tersebut telah memutuskan selama KTT Uni Afrika untuk memulai kembali perundingan yang macet dan menyelesaikan perjanjian tentang mega-proyek yang kontroversial dalam dua hingga tiga pekan, dengan dukungan dari Uni Afrika.

Ethiopia yang membangun Bendungan Grand Ethiopian Renaissance (GERD) membuat khawatir negara-negara tetangganya, Mesir dan Sudan. Ethiopia hendak mengisi bendungan itu dalam beberapa pekan sesuai rencana sehingga memberi waktu agar perundingan dapat mencapai kesepakatan.

Ethiopia menggambarkannya sebagai jalur hidup penting untuk membawa jutaan rakyatnya keluar dari kemiskinan.

Namun, Mesir yang pasokan airnya bergantung pada Sungai Nil lebih dari 90 persen dan sudah menghadapi tekanan air yang tinggi, takut akan dampak menghancurkan yang ditimbulkan oleh dam Ethiopia.

Baca Juga: Sebanyak 69 Migran Tewas Tenggelam di Lepas Pantai Maroko

Sudan yang juga bergantung air pada Sungai Nil, telah memainkan peran kunci dalam menyatukan kedua pihak setelah runtuhnya pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat pada Februari.

Setelah konferensi video Uni Afrika yang diketuai oleh Afrika Selatan Jumat malam (26/6), Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan bahwa “semua pihak” telah berjanji tidak mengambil “tindakan sepihak” dengan mengisi bendungan tanpa persetujuan akhir, kata Bassam Radi, Juru Biacara Kepresidenan Mesir.

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok juga mengindikasikan kebuntuan antara negara-negara lembah Nil telah mereda, dengan mengatakan negara-negara telah sepakat memulai kembali negosiasi melalui komite teknis dengan tujuan menyelesaikan kesepakatan dalam dua pekan.

Hamdok menambahkan, Ethiopia tidak akan mengisi bendungan sebelum menandatangani kesepakatan yang sangat dinanti. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Sekjend PBB Khawatirkan Ketahanan Pangan Sudan yang Kian Buruk

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional
MINA Preneur