Mewaspadai Fitnah Harta

Oleh Bahron Ansori, Redaktur MINA

itu, halalnya dihisab. Haramnya diazab. Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti memerlukan harta. Tanpa  harta, bagaimana mungkin bagi seorang muslim bisa menunaikan rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat dan pergi haji serta sederet amaliyah yang lain.

Meski harta banyak manfaatnya, tapi harta juga bisa menjadi salah satu sumber fitnah yang besar. Tentang fitnah harta itu, Allah Ta’ala telah berfirman,

قال الله تعالى : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ٩  [المُنَافِقُونَ: 9]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.  QS. Al-Munafiqun: 9.

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,

قال الله تعالى :  وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٨  [الأَنفَالِ: 28]

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. QS. Al-Anfal: 28.

Sudah menjadi fitrah manusia untuk lebih cenderung kepada harta dan segala perhiasan dunia. Allah Ta’ala berfirman

قال الله تعالى :  زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَ‍َٔابِ ١٤  [آلِ عِمۡرَانَ: 14]

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS. Ali Imron: 14.

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan harta sebagai bagian dari kehendak hawa nafsu dan kelezatan yang fana serta menisbatkannya kepada kehidupan dunia, padahal dia tidak berarti apa-apa di dalam pandangan orang yang berakal.

Seperti dalam firman Allah,

قال الله تعالى : إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ ١٠ [آلِ عِمۡرَانَ: 10]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. QS. Ali Imron: 10.

Di dalam ayat yang lain Allah Ta’ala memberitahukan bahwa harta dan anak-anak tidak akan memberikan manfaat apapun bagi orang-orang kafir, tidak bisa menebus diri mereka dari azab yang pedih dan tidak memberikan manfaat apapun bagi mereka. Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٞ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبٗا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦٓۗ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ ٩١    [آلِ عِمۡرَانَ: 91]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. QS. Ali Imron: 91.

Harta di Tangan Lelaki Sholeh

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah  hadis, bahwa harta itu akan bermafaat jika ada dalam genggaman lelaki sholeh. Mengapa justeru di tangan lelaki sholeh harta akan memberi banyak manfaat? Jawabannya jelas karena harta itu akan banyak dimanfaatkan untuk perjuangan membela agama Allah.

Meski hartanya banyak, tiapi ia menyadari bahwa semua itu adalah titipan Allah Ta’ala. Lihatlah di jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam para shahabat yang mempunyai harta seperti Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf.

Mereka adalah sahabat besar yang bukan hanya sholeh tapi juga berharta. Karena kesholehannya, harta di tangannya semakin melimpah, sebab ia tahu bagaimana cara mensyukuri segala nikmat yang Allah titipkan. Semakin banyak hartanya, semakin sering pula ia sedekahkan untuk perjuangan di jalan Allah.

Bahkan, Abu Bakar As Shiddiq, menurut catatan tarikh, seluruh hartanya ia gunakan untuk berjuang di jalan Allah. Sampai-sampai tak tersisa sedikitpun. Ketika ditanya oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apa  yang ditinggalkannya untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab bahwa Allah dan Rasul-Nya yang ia tinggalkan.

Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mengatakan bahwa harta yang paling baik adalah harta yang dimiliki oleh lelaki yang soleh. Lihat juga bagaimana Utsman bin Affwan, Abdurrahman bin Auf memanfaatkan seluruh hartanya untuk perjuangan.

Ke depan, jika Allah Yang Maha Kaya menitipkan sedikit harta kepada kita, semoga kita pun bisa memanfaatkannya untuk kebaikan, wallahua’lam. (A/RS3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: bahron

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.