Tepi Barat, MINA – Raksasa teknologi Microsoft telah memberikan donasi dan mempromosikan penggalangan dana untuk organisasi sosial yang berbasis di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, termasuk satu organisasi yang mendukung militer Israel.
Sementara itu, Microsoft menahan pemberian donasi kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Anadolu Agency melaporkan, Rabu (7/8).
Hal tersebut memicu petisi internal dari karyawan Microsoft yang menyerukan perubahan kebijakan.
Karyawan Microsoft menyebarkan petisi yang menuntut perusahaan menghentikan donasi kepada organisasi Zionis Israel yakni Ma’aleh Adumim Foundation, Ein Prat Academy for Leadership, dan Megilot Dead Sea Rescue Team, dengan alasan bahwa organisasi-organisasi itu melanggar hukum internasional secara langsung.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
“Microsoft secara langsung mendanai penyelesaian ilegal dan tidak bermoral ini dengan membiarkan organisasi-organisasi ini tetap ada,” kata petisi tersebut, yang meminta perusahaan untuk menghentikan donasi yang setara kepada ketiga organisasi tersebut, menurut laporan yang dipublikasikan di Drop Site News.
“Hal ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai inklusif kami sebagai sebuah perusahaan,” tambahnya.
Microsoft belum mengomentari tuntutan tersebut dan hingga Selasa (6/8) lembaga amal Tepi Barat masih terdaftar di platform Benevity, tempat para karyawan dapat menyumbang ke organisasi nirlaba dan menerima kontribusi yang sesuai dari pemberi kerja mereka.
Ketiga organisasi yang disebutkan dalam petisi karyawan Microsoft menggambarkan diri mereka di situs webnya sebagai pihak yang terlibat aktif dalam pendudukan tersebut.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Yayasan Ma’aleh Adumim bertujuan untuk “mempromosikan dan meningkatkan kesejahteraan budaya dan sosial penduduk kota Ma’aleh Adumim, Israel dan sekitarnya,” menurut dokumen resminya.
Terletak persis di luar Yerusalem, pemukiman Ma’aleh Adumim merupakan pemukiman yang sangat kontroversial karena beberapa analis berpendapat bahwa pemukiman tersebut menghambat solusi dua negara dengan secara fisik menghalangi pembentukan negara Palestina yang bersebelahan di Tepi Barat, catat laporan itu.
Organisasi lain yang didukung Microsoft melalui donasi adalah Ein Prat Academy, yang menggambarkan dirinya sebagai program “kepemimpinan pra-militer” untuk pemuda Israel.
“Microsoft telah membantu, mendukung, dan bahkan mempercepat genosida ini dengan terus menjual layanan Azure (platform komputasi awan Microsoft) kepada militer Israel, sambil mengabaikan dan menekan perbedaan pendapat karyawan internal dan membungkam karyawan Palestina, Arab, dan pro-Palestina,” kata Hossam Nasr, seorang insinyur perangkat lunak di Microsoft.
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
“Sangat mengecewakan sekaligus tidak mengejutkan bahwa Microsoft menahan pendanaan untuk UNRWA, organisasi paling penting yang memberikan dukungan kemanusiaan kepada Palestina, sementara pada saat yang sama membantu mendanai proyek-proyek permukiman yang secara universal diakui sebagai pelanggaran hukum internasional,” tambahnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat